10 Anggota PSSI Ingin STY Kembali ke Timnas Indonesia. Drama di balik layar sepak bola Indonesia makin panas di awal November 2025. Rumor kencang beredar bahwa 10 dari 12 anggota Komite Eksekutif PSSI mendukung kembalinya Shin Tae-yong sebagai pelatih Timnas Indonesia, pasca pemecatan Patrick Kluivert usai hasil buruk di kualifikasi Piala Dunia. Kabar ini muncul hanya seminggu setelah Timnas kalah 0-2 dari Bahrain, picu kekecewaan fans yang rindu era keemasan STY. Tapi, PSSI langsung bantah keras: tak ada kesepakatan seperti itu. Erick Thohir, ketua umum PSSI, tegas bilang organisasi move on ke era baru, dengan pengumuman pelatih anyar sebentar lagi. Situasi ini tunjukkan perpecahan internal di Exco, di mana sebagian ingin STY balik karena prestasinya, sementara yang lain prioritaskan inovasi. Bagi Garuda yang lagi terpuruk di peringkat 130 FIFA, ini jadi momen krusial: apakah masa lalu atau masa depan yang dipilih? REVIEW KOMIK
Rumor Dukungan 10 Exco untuk STY: 10 Anggota PSSI Ingin STY Kembali ke Timnas Indonesia
Kabar 10 Exco dukung STY bocor lewat sirkulasi internal yang tiba-tiba viral di media sosial akhir Oktober. Nama-nama seperti Eko Setiawan, Endri Erawan, Juni Rahman, Muhammad, Rudi Yulianto, Sumardji, Vivin Cahyani Sungkono, Pieter Tanuri, dan Arya Sinulingga disebut-sebut sebagai pendukung utama. Mereka katanya sepakat STY paling tepat karena rekam jejaknya: bawa Timnas lolos Piala Asia 2023, juara AFF U-23, dan naikkan peringkat FIFA dari 171 ke 134 selama empat tahun. Di era STY, skuad Garuda punya identitas tegas: taktik 3-5-2 fleksibel, tekanan tinggi, dan manfaatkan naturalisasi seperti Rafael Struick.
Pendukung ini bilang Kluivert gagal adaptasi kultur lokal—hanya dua kemenangan dari lima laga, dengan rata-rata satu gol per pertandingan. STY, meski kontroversial soal rotasi pemain, paham betul dinamika Asia Tenggara. Rumor ini tambah kuat setelah pertemuan Exco informal di Jakarta, di mana Sumardji disebut usul “STY satu-satunya yang bisa selamatkan kualifikasi ronde ketiga.” Fans langsung ramai: hashtag #STYKembali trending, dengan ribuan komentar nostalgia era Vietnam kalah 0-0 di Piala AFF 2022. Tapi, ini cuma spekulasi—tak ada dokumen resmi, dan beberapa nama seperti Arya Sinulingga langsung bilang itu hoaks. Rumor ini soroti ketegangan: Exco terpecah antara loyalis STY dan faksi reformis yang ingin pelatih segar.
Bantahan PSSI dan Visi Erick Thohir: 10 Anggota PSSI Ingin STY Kembali ke Timnas Indonesia
PSSI tak buang waktu bantah rumor itu. Kairul Anwar, anggota Exco, tegas bilang “Tidak benar 10 anggota setuju STY kembali,” dan sebut berita itu fitnah yang ganggu proses seleksi. Erick Thohir, di konferensi pers 30 Oktober, tambah: “Kami sudah putuskan move on dari STY sejak kontrak habis 2024. Fokus era baru dengan pelatih yang bawa visi global.” Pengumuman pelatih baru direncanakan akhir November, setelah evaluasi Kluivert yang dianggap terlalu lambat bangun skuad. Thohir soroti enam kandidat: tiga lokal seperti Indra Sjafri, dua asing dari Eropa, dan satu dari Asia—tapi STY tak termasuk.
Bantahan ini datang cepat karena takut rusak citra PSSI pasca-reformasi 2023. Thohir ingatkan prestasi STY bagus, tapi kritikannya soal manajemen pemuda dan konflik dengan Exco bikin perpisahan tak elok. Kini, skuad Timnas lagi pemusatan latihan di Bali tanpa pelatih tetap, fokus uji coba lawan Australia U-23. Bagi Thohir, ini soal jangka panjang: bangun akademi dan liga domestik, bukan bergantung satu orang. Respons fans campur: sebagian kecewa, tapi yang lain dukung visi baru, bilang “STY sudah capek, butuh darah segar.” Ini juga picu diskusi soal transparansi Exco—kenapa rumor internal bocor gampang?
Prospek Masa Depan Timnas dan Pelajaran dari Rumor
Rumor ini tak cuma gosip; ia ungkap luka Timnas yang lagi kesulitan. Di kualifikasi Piala Dunia, Garuda cuma raih empat poin dari lima laga, kalah dari Irak dan Bahrain, meski menang tipis lawan Vietnam. Tanpa STY, skuad kehilangan arah: naturalisasi seperti Justin Hubner bagus bertahan, tapi serangan mandek tanpa kreator seperti Marselino Ferdinan yang lagi inkonsisten. Jika STY balik, ia bisa stabilkan lini tengah dengan taktik andalannya, tapi risiko konflik lama muncul lagi. Sebaliknya, pelatih baru seperti kandidat Jepang bisa bawa metodologi modern, seperti data analytics yang Kluivert coba tapi gagal.
Pelajaran dari rumor ini: PSSI butuh komunikasi lebih baik untuk hindari spekulasi. Exco yang terpecah tunjukkan perlunya konsensus kuat, apalagi dengan target lolos Piala Dunia 2026. Fans berharap pengumuman cepat—entah STY atau bukan, yang penting skuad kompak. Saat ini, pemain seperti Rafael Struick lagi fokus klub di Belanda, tunggu arahan jelas. Rumor 10 Exco ini jadi pengingat: sepak bola Indonesia butuh stabilitas, bukan drama. Dengan ronde kualifikasi berikutnya Desember, waktu mepet—PSSI harus putuskan cepat.
Kesimpulan
Rumor 10 anggota Exco PSSI ingin Shin Tae-yong kembali jadi cermin keresahan fans Garuda di tengah hasil buruk Timnas. Meski dibantah keras oleh Kairul Anwar dan Erick Thohir, isu ini soroti perpecahan internal dan kerinduan akan era sukses STY. Visi move on ke pelatih baru patut diapresiasi, tapi prospek masa depan skuad tergantung eksekusi cepat. Bagi Indonesia, ini momen pilih jalan: nostalgia atau inovasi. Penggemar sabar tunggu pengumuman akhir November—yang pasti, Garuda butuh nahkoda kuat untuk terbang tinggi lagi. Sepak bola kita penuh liku, tapi semangat tak pernah pudar.