Hebatan STY atau Patrick Kluivert dalam Melatih Timnas?

hebatan-sty-atau-patrick-kluivert-dalam-melatih-timnas

Hebatan STY atau Patrick Kluivert dalam Melatih Timnas? Timnas sepak bola Indonesia telah menunjukkan perkembangan pesat dalam beberapa tahun terakhir, dengan dua pelatih asing, Shin Tae-yong (STY) dan Patrick Kluivert, memainkan peran kunci. STY, pelatih Korea Selatan, memimpin Timnas dari 2019 hingga 2024, membawa Indonesia ke Piala Asia 2023 dan babak 16 besar. Sementara itu, Kluivert, legenda Belanda, mengambil alih pada 2024 dan berhasil mengantarkan Indonesia ke putaran keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 dengan kemenangan bersejarah atas China (1-0) pada 5 Juni 2025. Pertanyaan yang sering muncul di kalangan penggemar adalah: siapa yang lebih hebat dalam melatih Timnas, STY atau Kluivert? Artikel ini membandingkan pendekatan, pencapaian, dan dampak keduanya hingga 7 Juni 2025.

Pendekatan dan Filosofi Kepelatihan

Shin Tae-yong dikenal dengan pendekatan disiplin ala Korea, menekankan kebugaran fisik, organisasi tim, dan mentalitas juang. Ia menerapkan formasi 3-4-3 yang fleksibel, fokus pada transisi cepat, seperti terlihat saat mengalahkan Vietnam 2-1 di Piala Asia 2023. STY juga giat membina pemain muda seperti Marselino Ferdinan dan Pratama Arhan melalui pemusatan latihan intensif. Menurut Kompas, pendekatannya cocok untuk membangun fondasi tim yang sebelumnya stagnan.

Sebaliknya, Patrick Kluivert membawa gaya Eropa yang lebih teknis dengan formasi 4-3-3, mengutamakan serangan balik dan pressing tinggi. Ia memanfaatkan pemain diaspora seperti Rafael Struick dan Thom Haye untuk meningkatkan kualitas permainan, seperti terlihat dalam kemenangan 1-0 atas China dengan gol penalti Ole Romeny. Menurut CNN Indonesia, Kluivert lebih fleksibel dalam taktik, menyesuaikan strategi berdasarkan lawan, seperti saat menghadapi Bahrain (1-0). Pendekatannya lebih pragmatis, cocok untuk kompetisi jangka pendek.

Pencapaian di Turnamen: Hebatan STY atau Patrick Kluivert dalam Melatih Timnas?

STY membawa Timnas ke pencapaian signifikan di level regional. Ia mengantarkan Indonesia ke Piala Asia 2023, melaju ke babak 16 besar untuk pertama kalinya sejak 1978, meski kalah 0-4 dari Australia. Di AFF Cup 2020, Indonesia mencapai final, meski kalah dari Thailand. Menurut Suara.com, STY juga sukses di level U-23, dengan medali emas SEA Games 2021. Namun, kegagalannya lolos ke putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2022 menjadi catatan minus.

Kluivert, meski baru setahun melatih, mencatatkan terobosan internasional. Ia membawa Indonesia ke putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026, mengumpulkan 12 poin di Grup C dengan kemenangan atas Bahrain dan China, menurut Detik Sport. Pencapaian ini memastikan tiket ke putaran keempat kualifikasi dan Piala Asia 2027. Namun, kekalahan telak dari Jepang (0-4) dan Australia (1-5) menunjukkan bahwa Kluivert masih perlu waktu untuk membangun konsistensi melawan tim elit.

Dampak pada Pengembangan Pemain

STY berfokus pada pembinaan jangka panjang. Ia mengorbitkan pemain muda seperti Marselino, Witan Sulaeman, dan Ernando Ari, yang kini menjadi tulang punggung tim senior. Pendekatannya dalam membangun chemistry tim melalui latihan fisik keras meningkatkan stamina pemain, terlihat saat comeback melawan Vietnam. Menurut Tempo, warisan STY adalah fondasi tim yang solid untuk generasi berikutnya.

Kluivert, di sisi lain, memaksimalkan potensi pemain diaspora seperti Jay Idzes dan Struick, yang membawa pengalaman Eropa. Ia juga memberikan kepercayaan kepada pemain seperti Ole Romeny, yang menjadi penentu kemenangan melawan China. Namun, pendekatannya kurang menekankan pembinaan lokal, memicu kritik dari @SepakbolaID di X, yang meminta perhatian lebih pada talenta domestik. Kluivert lebih berorientasi pada hasil cepat, cocok untuk target jangka pendek seperti kualifikasi.

Dukungan dan Tantangan: Hebatan STY atau Patrick Kluivert dalam Melatih Timnas?

STY mendapat dukungan besar dari suporter karena dedikasinya, meski awalnya menghadapi skeptisisme karena hasil lambat. Tantangannya adalah keterbatasan kualitas pemain dan infrastruktur saat itu, yang ia atasi dengan kerja keras. Kluivert, dengan reputasi sebagai legenda dunia, langsung mendapat kepercayaan, didukung investasi PSSI seperti akademi senilai Rp200 miliar, menurut Bisnis Indonesia. Namun, ia menghadapi tekanan tinggi untuk segera berprestasi, terutama setelah kekalahan dari Jepang, seperti diunggah @FandomID_ di X.

Perbandingan dan Konteks

Membandingkan STY dan Kluivert tidaklah adil tanpa mempertimbangkan konteks. STY membangun tim dari nol di tengah krisis, sementara Kluivert mewarisi skuad yang sudah matang dengan tambahan pemain diaspora berkualitas. Pencapaian STY lebih berfokus pada fondasi dan regional, sedangkan Kluivert membawa terobosan internasional. Data Opta menunjukkan bahwa Indonesia di era Kluivert memiliki penguasaan bola lebih baik (45% vs 40% di era STY), tetapi STY unggul dalam intensitas laga (duel dimenangkan 55% vs 50%). Keduanya hebat dengan cara berbeda: STY sebagai arsitek fondasi, Kluivert sebagai pengambil risiko.

Kesimpulan: Hebatan STY atau Patrick Kluivert dalam Melatih Timnas?

Menentukan siapa yang lebih hebat antara STY dan Patrick Kluivert bergantung pada perspektif. STY unggul dalam membangun fondasi jangka panjang, mengorbitkan pemain muda, dan meraih sukses regional seperti Piala Asia 2023. Kluivert, dengan pendekatan pragmatis, mencatatkan terobosan internasional dengan lolos ke putaran keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026. Keduanya saling melengkapi: STY meletakkan dasar, Kluivert membawa tim ke level berikutnya. Hingga 7 Juni 2025, warisan STY dan capaian Kluivert menunjukkan bahwa Timnas Indonesia berada di jalur yang tepat, dengan potensi besar untuk terus berkembang menuju Piala Dunia 2026.

 

BACA SELENGKAPNYA DI…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *