Fans Crystal Palace Didesak Kirim Surat ke UEFA. Komunitas pendukung Crystal Palace tengah terdorong untuk mengambil langkah yang cukup unik dan proaktif setelah UEFA memutuskan melarang tim kesayangan mereka berlaga di Liga Europa musim 2025/26. Keputusan yang satu ini diambil karena adanya pelanggaran aturan kepemilikan multiklub yang melibatkan pemilih saham John Textor, yang juga memiliki saham di Olympique Lyon. BERITA LAINNYA
Latar Belakang Larangan UEFA: Fans Crystal Palace Didesak Kirim Surat ke UEFA
Crystal Palace memperoleh tiket ke Liga Europa berkat gelar Piala FA pada musim lalu, sebuah prestasi paling bersejarah bagi klub dari selatan London. Namun, posisi tersebut kemudian dirampas oleh UEFA setelah aturan pelarangan kepemilikan bentrok diterapkan. Pada tanggal 1 Maret 2025, baik Lyon maupun Palace diketahui masih berada di bawah kendali Eagle Football Holdings, salah satu perusahaan Textor, meskipun dirinya hanya memiliki 25 persen hak suara di Crystal Palace.
Ketidaksesuaian ini melanggar Pasal 5 Regulasi Kompetisi Klub UEFA, yang dengan tegas melarang adanya ‘pengaruh memadai’ yang dijalankan oleh individu yang sama di dua klub yang berlomba pada kompetisi yang sama. Ketika Lyon berhasil menggagalkan potensi degradasi ke Ligue 2.
UEFA mengambil keputusan lebih lanjut, yaitu Lyon akan dipertahankan di Liga Europa karena finis lebih tinggi di liga domestik, sementara Palace didorong ke Conference League. Nottingham Forest pun dipastikan menggantikan tempat Palace di Liga Europa serta berpeluang melangkah lebih jauh.
Reaksi Klub dan Penggemar
Kekecewaan melanda. Ketua klub, Steve Parish, mengecam tindakan UEFA sebagai “injustice yang pernah terjadi dalam sepakbola Eropa”. Fans yang tergabung dalam Holmesdale Fanatics bahkan telah mengorganisir protes di Selhurst Park sebagai bentuk perlawanan terhadap keputusan itu.
Aksi yang cukup berisiko ini meliputi gerakan protes dan permintaan kepada para fans lain untuk turut menyuarakan ketidak setujuan terhadap UEFA mengenai masalah ini, lalu menegaskan bahwa ini bukan hanya soal Palace, melainkan seruan lebih luas terhadap “otoritas sepakbola modern”.
Seruan untuk Mengirim Surat ke UEFA
Sebagai bentuk respons lanjutan, muncul himbauan bagi setiap fan untuk menulis surat langsung kepada UEFA. Tujuannya adalah agar suara mereka didengar dan memberikan tekanan moral bagi pihak berwenang. Surat ini diharapkan berisi argumen tentang ketidakadilan teknis yang mengorbankan prestasi Souvenir FA Cup yang sangat penting bagi klub dan komunitas lokal. Dengan begitu, fans berharap UEFA atau majelis arbitrase (CAS) mempertimbangkan kembali sanksi ini.
Signifikansi dan Harapan Fans
Larangan UEFA tidak hanya berdampak pada status kompetisi klub, tetapi juga mempengaruhi aspek finansial Crystal Palace. Tanpa tampil di Liga Europa, klub menghadapi potensi kerugian dari hak siar, pertandingan kandang, dan nilai jual pemain yang menurun. Kompetisi Eropa adalah magnet finansial dan daya tarik tersendiri bagi klub menengah seperti Palace. Namun, dalam kekalutan tersebut, fans tetap menunjukkan dedikasi yang luar biasa.
Rencana mengirimkan surat ke UEFA bukan sekadar protes, tetapi ungkapan cinta terhadap klub dan keinginan mempertahankan integritas olahraga. Dukungan MP lokal, seperti yang disuarakan oleh Sarah Jones, Steve Reed, dan Natasha Irons, turut memperkuat legitimasi gerakan ini.
Prospek Proses Hukum dan Masa Depan
Crystal Palace kini tengah menyiapkan banding ke Court of Arbitration for Sport (CAS). Klub telah memperingatkan bahwa mereka siap membawa kasus ini ke jalur hukum jika UEFA tidak menunjukkan itikad baik dalam proses dialog dan review. Fans berharap, dukungan massa termasuk pengiriman surat bisa menjadi elemen moral tambahan dalam perjuangan hukum tersebut.
Kendati demikian, peluang untuk mendapatkan kembali posisi di Liga Europa tidaklah mudah, terutama karena UEFA secara tegas menegakkan aturan kepemilikan klien ganda ini. Namun, berdasarkan AAU, jika para fans berhasil membangun tekanan yang signifikan, masih ada celah bagi pihak otoritas untuk membuka kembali keputusan ini sebelum awal kompetisi.