Alasan Utama Chelsea Tetap Mempercayai Enzo Maresca

alasan-utama-chelsea-tetap-mempercayai-enzo-maresca

Alasan Utama Chelsea Tetap Mempercayai Enzo Maresca. Chelsea kembali jadi sorotan di awal musim 2025/26, tapi kali ini bukan karena krisis, melainkan kepercayaan klub terhadap Enzo Maresca meski hasil belum stabil. The Blues baru saja telan kekalahan 3-1 dari Brighton akhir pekan lalu, ditambah kekalahan pembuka Liga Champions 3-1 lawan Bayern Munich, bikin mereka terpuruk di posisi 10 klasemen Premier League dengan delapan poin dari enam laga. Meski begitu, Sir Jim Ratcliffe dan petinggi INEOS tetap solid dukung Maresca, yang kontraknya masih berjalan sampai 2028. Malam ini, 30 September 2025, Chelsea hadapi Benfica di Stamford Bridge—laga krusial yang bisa jadi titik balik. Dengan tekanan fans dan reuni Jose Mourinho sebagai pelatih Benfica, kepercayaan pada Maresca jadi topik panas. Tapi kenapa Chelsea tetap all-in sama pelatih Italia ini? Kombinasi visi jangka panjang, data performa, dan potensi skuad muda jadi kunci. Meski fans mulai gelisah—#MarescaOut sempat trending di X—klub yakin Maresca adalah orang yang tepat bawa The Blues balik ke puncak. BERITA BASKET

Mengenal Sosok Enzo Maresca: Alasan Utama Chelsea Tetap Mempercayai Enzo Maresca

Enzo Maresca, lahir 10 Februari 1980 di Pontecagnano, Italia, adalah mantan gelandang yang main di Juventus, West Brom, hingga Sevilla, tapi karir kepelatihannya yang bikin nama. Setelah pensiun 2017, ia mulai di Ascoli sebagai asisten, lalu gabung staf Pep Guardiola di Manchester City 2018. Di sana, ia poles akademi City, bawa tim U-23 juara Premier League 2 musim 2020/21. Debut pelatih kepala di Parma 2021 gagal—dipecat setelah 14 laga—tapi ia bangkit di Leicester City 2023. Di Leicester, Maresca cetak sejarah: promosi ke Premier League sebagai juara Championship 2023/24 dengan 97 poin, mainkan gaya possession-based 4-3-3 yang dominan (rata-rata 62 persen penguasaan bola). Chelsea rekrut ia Mei 2024 dengan kontrak lima tahun, gaji £5 juta per musim, plus klausul £10 juta buat lepas dari Leicester. Gaya Maresca—build-up dari belakang, pressing terkoordinasi, dan fleksibilitas formasi 4-2-3-1—dibandingkan sama Guardiola, tapi dengan sentuhan pragmatis. Di Chelsea, ia bawa Joao Pedro dan Pedro Neto ke performa puncak, meski hasil tim naik-turun. Di usia 45, Maresca wakili generasi pelatih modern yang datang dengan laptop dan data, bukan cuma karisma.

Mengapa Chelsea Sangat Mempercayai Enzo Maresca: Alasan Utama Chelsea Tetap Mempercayai Enzo Maresca

Chelsea percaya Maresca karena tiga alasan utama. Pertama, visi jangka panjang: Ratcliffe dan INEOS lihat Maresca sebagai arsitek rebuild skuad muda—usia rata-rata 23,5 tahun, termuda di liga. Ia kembangkan talenta seperti Estevao (tiga gol musim ini) dan Buonanotte, sambil perbaiki performa Enzo Fernandez (88 persen akurasi passing). Kedua, data performa: meski kalah tiga laga terakhir, Chelsea punya xG 1,9 per laga—tertinggi keempat di liga—dan dominasi penguasaan 56 persen, tunjukkan potensi taktik Maresca meski finalisasi lemah. Kemenangan 2-1 lawan Lincoln di EFL Cup minggu lalu bukti ia bisa menang di saat kritis. Ketiga, dukungan finansial: INEOS kasih £150 juta musim panas untuk rekrut Pedro dan Ugarte, plus perpanjangan kontrak Reece James sampai 2030. Maresca juga punya track record kembalikan pemain bermasalah—contoh, Cole Palmer yang bangkit musim lalu cetak 12 gol sebelum cedera sekarang. Ratcliffe bilang di wawancara Agustus: “Enzo butuh waktu, tapi datanya bilang kita di jalur benar.” Ini beda sama era Todd Boehly yang cepat pecat pelatih; INEOS komitmen kasih Maresca minimal dua musim, apalagi setelah sukses Leicester. Malam ini lawan Benfica, kepercayaan ini diuji—tapi klub yakin Maresca punya DNA juara.

Tantangan Enzo Maresca Untuk Bisa Membawa Chelsea Menjadi Juara

Tantangan Maresca gak kecil. Pertama, konsistensi: Chelsea kalah tiga laga beruntun, termasuk 3-1 lawan Brighton di mana Trevoh Chalobah dapat kartu merah—kedua kalinya musim ini. Disiplin pertahanan harus diperbaiki, karena kebobolan 1,5 gol per laga di liga. Kedua, cedera kunci: Cole Palmer (groin) dan Liam Delap (hamstring) absen lawan Benfica, bikin Maresca bergantung pada Joao Pedro dan Neto—tapi keduanya belum teruji di laga besar Eropa. Ketiga, tekanan eksternal: reuni Mourinho malam ini bikin fans nostalgia, dan kalau kalah, #MarescaOut bakal meledak lagi. Jadwal juga brutal: setelah Benfica, Chelsea hadapi Liverpool dan Arsenal dalam tiga pekan, plus UCL lawan Inter. Superkomputer Opta prediksi Chelsea finis keenam dengan 61 poin—jauh dari target juara—kecuali Maresca perbaiki konversi gol (cuma 38 persen peluang besar jadi gol). Taktik possession-nya juga kadang kaku lawan tim counter cepat seperti Brighton atau Qarabag-nya Benfica. Terakhir, mental skuad: Fernandez bilang tim “kurang killer instinct,” dan Maresca harus ubah mentalitas ini biar saingi City atau Arsenal. Kalau gagal, Ratcliffe mungkin pertimbangkan Mauricio Pochettino—yang lagi di timnas AS—atau Oliver Glasner sebagai pengganti.

Kesimpulan

Kepercayaan Chelsea pada Enzo Maresca bukan cuma soal iman, tapi data dan visi yang jelas: skuad muda, taktik modern, dan dukungan INEOS bikin ia punya fondasi kuat. Tapi, tantangan konsistensi, cedera, dan tekanan fans—plus bayang-bayang Mourinho malam ini—bisa bikin atau hancurkan era Maresca. Laga lawan Benfica di Stamford Bridge jadi ujian awal: menang 2-1, seperti prediksi Opta, bisa redam kritik; kalah, dan kursi panas bakal membara. Maresca punya potensi bawa Chelsea juara, tapi butuh waktu—sesuatu yang langka di sepak bola modern. Bagi fans The Blues, ini saat dukung atau sabun: Maresca bisa jadi Guardiola berikutnya, atau cuma catatan kaki di sejarah klub. Malam ini, semua mata ke Bridge—dan Maresca tahu, hasil bicara lebih keras dari janji.

 

BACA SELENGKAPNYA DI…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *