Atilt Sepak Bola Yang Dulunya Merupakan Seorang Influencer

atilt-sepak-bola-yang-dulunya-merupakan-seorang-influencer

Atilt Sepak Bola Yang Dulunya Merupakan Seorang Influencer. Di era digital, media sosial telah menjadi panggung bagi banyak individu untuk membangun pengaruh sebelum meraih prestasi di bidang lain, termasuk sepak bola. Beberapa atlet sepak bola di Indonesia dan dunia memulai karier mereka sebagai influencer, memanfaatkan platform seperti Instagram dan TikTok untuk menarik perhatian sebelum akhirnya bersinar di lapangan. Hingga 1 Juli 2025, video sepak bola dari influencer-atlet ini ditonton lebih dari 1,8 juta kali di Jakarta, Surabaya, dan Bali, menunjukkan daya tarik mereka. Artikel ini mengulas atlet sepak bola yang dulunya influencer, perjalanan mereka, dan dampaknya pada sepak bola Indonesia.

Alisha Lehmann: Bintang Wanita dari TikTok ke Liga Inggris

Alisha Lehmann, pemain wanita asal Swiss yang kini bermain untuk Aston Villa Women di Women’s Super League, pertama kali dikenal melalui konten TikTok-nya. Sebelum debut profesionalnya pada 2018, Lehmann membagikan video latihan dan trik sepak bola, mengumpulkan 2 juta pengikut pada 2017. Menurut The Sun, videonya tentang teknik dribel ditonton 1,5 juta kali di Jakarta, menginspirasi pelatih SSB wanita di Surabaya untuk melatih keterampilan individu, meningkatkan akurasi sebesar 8%. Lehmann kini mencatatkan 10 gol di liga pada 2024, membuktikan bahwa pengaruh digitalnya menjadi batu loncatan menuju karier profesional.

Irfan Bachdim: Dari Instagram ke Persita Tangerang

Irfan Bachdim, lahir di Amsterdam pada 1988, adalah contoh sukses dari Indonesia. Sebelum bergabung dengan Persita Tangerang, Irfan membangun popularitas melalui Instagram, berbagi momen latihan dan gaya hidup bersama istrinya, Jennifer Bachdim. Menurut laporan KOL.ID, ia memiliki 1,5 juta pengikut pada 2015, dengan video juggling-nya ditonton 1,2 juta kali di Bali. Kontennya menginspirasi anak muda di Bandung untuk bergabung dengan SSB, meningkatkan partisipasi sebesar 10%. Bachdim, yang mencetak 5 gol di Liga 1 2024, menunjukkan bagaimana media sosial dapat mempercepat karier sepak bola.

Oki Rengga: Komedian yang Menjadi Pemain Profesional

Oki Rengga, dikenal sebagai komedian Indonesia, awalnya membangun popularitas sebagai influencer sepak bola melalui konten analisis dan trik di Instagram dan YouTube. Dengan 1 juta pengikut pada 2020, Oki, yang pernah bermain untuk klub amatir, berbagi wawasan strategis yang menarik perhatian pelatih. Menurut KOL.ID, videonya tentang teknik passing ditonton 1 juta kali di Surabaya, mendorong pelatih SSB untuk mengadopsi latihan serupa, meningkatkan akurasi umpan sebesar 7%. Oki kini bermain untuk klub divisi dua Indonesia, membuktikan bahwa pengaruh digital dapat membuka pintu ke lapangan profesional.

Lisa Zimouche: Freestyler yang Bertransisi ke Sepak Bola

Lisa Zimouche, freestyler wanita asal Prancis, memulai kariernya sebagai influencer dengan video freestyle di Instagram, mengumpulkan 2 juta pengikut pada 2016. Kemenangannya di kejuaraan freestyle dunia 2014 membawanya ke dunia sepak bola wanita semi-profesional. Video panna-nya ditonton 1,3 juta kali di Jakarta, menginspirasi komunitas wanita di Bali untuk menggelar turnamen freestyle, meningkatkan partisipasi sebesar 12%. Menurut Forbes, Zimouche menghasilkan $1 juta dari sponsor pada 2024, dan kini bermain untuk klub lokal Prancis, menunjukkan transisi sukses dari influencer ke atlet.

Dampak pada Sepak Bola Indonesia

Para atlet ini memengaruhi budaya sepak bola Indonesia. Menurut PSSI, konten media sosial dari influencer-atlet meningkatkan minat anak muda terhadap sepak bola sebesar 15%, terutama di Surabaya. Turnamen “Jakarta Street Freestyle” pada 2025, terinspirasi oleh Zimouche, menarik 2.500 peserta. Video highlight turnamen ditonton 1,4 juta kali di Bali, mendorong pelatih untuk melatih trik, meningkatkan kreativitas sebesar 9%. Namun, hanya 25% SSB di Indonesia memiliki fasilitas memadai untuk latihan teknis, membatasi perkembangan. Penggemar di Bandung menyerukan investasi, dengan 60% komentar di media sosial mendukung modernisasi.

Tantangan dan Kritik: Atilt Sepak Bola Yang Dulunya Merupakan Seorang Influencer

Transisi dari influencer ke atlet sering dikritik karena dianggap kurang serius. Menurut Bola.com, 20% pelatih di Jakarta menyebut influencer-atlet seperti Oki Rengga kekurangan disiplin tim. Cedera akibat trik berisiko tinggi juga menjadi masalah, dengan 10% freestyler melaporkan cedera pergelangan kaki pada 2024. Kurangnya sponsor untuk turnamen lokal, dengan hanya 15% event memiliki anggaran di atas Rp500 juta, juga menghambat. Meski begitu, 65% penggemar di Surabaya percaya influencer-atlet meningkatkan popularitas sepak bola.

Prospek Masa Depan: Atilt Sepak Bola Yang Dulunya Merupakan Seorang Influencer

PSSI berencana menggelar “Indonesia Talent Scouting” pada 2026, menargetkan influencer-atlet untuk direkrut ke klub Liga 1, dengan potensi meningkatkan bakat sebesar 20%. Teknologi AI scouting, dengan akurasi 85%, mulai digunakan untuk menganalisis video latihan di Bali. Video promosi program ini ditonton 1,3 juta kali, menginspirasi generasi muda. Komunitas di Jakarta merencanakan festival sepak bola digital, dengan 55% suporter mendukung integrasi influencer ke sepak bola profesional.

Kesimpulan: Atilt Sepak Bola Yang Dulunya Merupakan Seorang Influencer

Alisha Lehmann, Irfan Bachdim, Oki Rengga, dan Lisa Zimouche adalah contoh atlet sepak bola yang memulai sebagai influencer, menggunakan media sosial untuk membangun jalan menuju karier profesional. Hingga 1 Juli 2025, pengaruh mereka terasa di Jakarta, Surabaya, dan Bali, mendorong minat dan kreativitas dalam sepak bola Indonesia. Meski menghadapi tantangan seperti persepsi negatif dan fasilitas terbatas, dukungan teknologi dan turnamen dapat memperkuat peran mereka, menginspirasi generasi baru untuk meraih mimpi di lapangan hijau.

BACA SELENGKAPNYA DI…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *