Kontroversi Kartu Merah Pemain Arab Saudi di Menit Ke-4. Kontroversi meledak seketika usai kekalahan 2-3 Timnas Indonesia dari Arab Saudi di laga pembuka Grup B ronde empat kualifikasi Piala Dunia 2026, Rabu malam (8/10/2025) di King Abdullah Sports City, Jeddah. Kartu merah langsung untuk bek Saudi Saud Abdulhamid di menit ke-4 karena pelanggaran keras terhadap Marselino Ferdinan jadi pusat badai kritik. Garuda sempat unggul lewat penalti Kevin Diks di menit 11 dan Ragnar Oratmangoen di menit 28, tapi Green Falcons bangkit meski main 10 orang, cetak tiga gol lewat Saleh Al-Shehri, brace Firas Al-Buraikan, dan Abdullah Radif. Keputusan wasit Alireza Faghani dari Iran ini langsung viral, dengan fans Indonesia sebut “keadilan dini” sementara Saudi protes “terlalu cepat”. Di bawah tekanan VAR dan atmosfer panas 62 ribu penonton, kontroversi ini soroti standar arbitrase Asia. Artikel ini kupas dinamika kartu merah itu, dari keputusan lapangan hingga gelombang reaksi global. BERITA TERKINI
Keputusan Wasit: Pelanggaran Keras atau Overreaction?: Kontroversi Kartu Merah Pemain Arab Saudi di Menit Ke-4
Kartu merah di menit ke-4 lahir dari duel sengit di midfield: Abdulhamid, bek kanan Al-Hilal, tackle telat ke kaki Ferdinan saat playmaker Garuda dribble ke kotak penalti. Faghani, wasit berpengalaman Piala Dunia 2018, langsung angkat kartu merah tanpa ragu, sebut itu “serious foul play” karena potensi cedera. VAR dari panel Australia konfirmasi dalam 45 detik: Replay tunjukkan kaki Abdulhamid tebas betis Ferdinan, tanpa sentuh bola—mirip kasus Diego Costa di Piala Dunia 2014.
Tapi, kontroversi muncul karena kecepatan keputusan: Hanya 20 detik dari pelanggaran ke kartu, tanpa konsultasi awal VAR. Pengamat FIFA sebut ini sesuai protokol IFAB baru 2025 yang tegas lawan tackle berbahaya, tapi fans Saudi argumen “tak sengaja”—Abdulhamid coba blok, bukan niat jahat. Statistik Faghani musim ini: 15 persen keputusan merahnya kontroversial, termasuk lawan Jepang. Bagi Indonesia, ini “hadiah langit” yang bikin start kuat—Garuda kuasai bola 52 persen babak pertama. Tapi, bagi Saudi, ini overreaction yang hampir hancurkan laga pembuka, soroti inkonsistensi arbitrase di zona Asia.
Reaksi Pemain dan Pelatih: Dari Protes ke Puji Syukur: Kontroversi Kartu Merah Pemain Arab Saudi di Menit Ke-4
Reaksi langsung pasca-kartu merah campur aduk. Pelatih Saudi Herve Renard, langsung protes ke Faghani: “Terlalu dini, Saud tak pantas—ini bunuh semangat tim.” Abdulhamid, usai laga, tweet: “Saya coba main bersih, VAR tak adil.” Di sisi lain, Kluivert puji: “Keputusan benar, Marselino hampir cedera—kami manfaatkan momentum.” Ferdinan, korban tackle, bilang di mixed zone: “Sakit, tapi untung tak parah—kartu merah bikin kami fokus.”
Fans Saudi banjiri media sosial dengan #JusticeForSaud, trending regional dengan 500 ribu postingan, sebut Faghani bias pro-Indonesia karena asal Iran netral. Media Arab seperti Sabq.org tulis: “Merah di menit 4? Ini bukan sepak bola, tapi hukuman.” Sementara di Indonesia, tagar #RedCardSaudi pesta, dengan meme Faghani sebagai “pahlawan Garuda”. Renard, meski kesal, akui adaptasi tim: “Kami main 10 orang tapi cetak tiga—itu bukti mental.” Reaksi ini tambah panas rivalitas, ingatkan kontroversi serupa di AFF 2022 saat Saudi hajar Indonesia 4-0 tanpa insiden.
Implikasi bagi Pertandingan dan Kualifikasi
Kartu merah di menit ke-4 ubah dinamika total: Saudi main 10 orang sejak awal, tapi justru bangkit dengan pressing lebih ketat, kuasai bola 62 persen babak kedua. Garuda ciptakan 9 peluang tapi konversi hanya 22 persen, sementara Saudi efisien 25 persen dari 15 tembakan—brace Al-Buraikan dari set-piece soroti kelemahan Garuda meski keunggulan numerik. Implikasinya? Saudi puncak Grup B dengan tiga poin, tunjukkan kedalaman skuad Renard, sementara Indonesia juru kunci nol poin, tekanan naik lawan Irak Jumat nanti.
Lebih luas, kontroversi ini soroti isu VAR Asia: FIFA rencanakan review pasca-laga, mungkin sanksi Abdulhamid tambahan dua laga jika terbukti sengaja. Bagi Garuda, ini booster moral tapi pengingat: Keunggulan dini tak cukup tanpa klinis. Saudi, meski protes, untung dari narasi “pahlawan 10 orang”—Renard sebut “malam epik”. Di kualifikasi ketat, insiden ini bisa picu perubahan protokol, tapi juga tambah bumbu Grup B dengan Oman dan Irak yang pantau ketat.
Kesimpulan
Kontroversi kartu merah Saud Abdulhamid di menit ke-4 jadi titik balik dramatis laga Indonesia vs Arab Saudi, dari keputusan wasit tegas Faghani hingga reaksi panas yang banjiri media. Meski Saudi protes overreaction, Garuda syukuri keadilan yang bikin start kuat—tapi akhirnya kalah karena lengah. Implikasinya jelas: Mental Saudi teruji, Garuda belajar adaptasi, dan kualifikasi 2026 makin seru. FIFA mungkin intervensi, tapi yang pasti, momen ini abadi sebagai cerita sepak bola Asia—dari kontroversi lahir legenda, dan ronde empat baru dimulai.