Benjamin Sesko Diminta Unjuk Gigi di Man United. Di tengah hiruk-pikuk Premier League musim 2025-2026, Benjamin Sesko, striker muda Slovenia yang diboyong Manchester United seharga 74 juta poundsterling dari RB Leipzig pada Agustus lalu, kini berada di persimpangan. Usai seri dramatis 2-2 lawan Nottingham Forest akhir pekan kemarin, pelatih Erik ten Hag dan para pengamat meminta sang penyerang berusia 22 tahun ini unjuk gigi secepatnya. Sesko, yang sempat beri harapan dengan gol perdananya di Old Trafford, kini dihadapkan tuntutan adaptasi di level tertinggi. Gary Neville, mantan kapten Setan Merah, tak ragu bilang “jury masih out” soal kemampuannya, sebut ia terlihat kikuk meski punya potensi besar. Jelang laga krusial lawan Tottenham pada 8 November, ini jadi momen krusial bagi Sesko: bukti bahwa investasi mahal United tak sia-sia, atau risiko jadi “flop” musim panas. Kisahnya ingatkan bahwa transfer besar tak selalu instan, tapi bisa lahirkan bintang jika kesabaran diimbangi performa tajam. REVIEW KOMIK
Latar Belakang Transfer dan Ekspektasi Tinggi: Benjamin Sesko Diminta Unjuk Gigi di Man United
Benjamin Sesko tak asing lagi di radar Manchester United. Sejak musim lalu, ia jadi target utama setelah cetak 18 gol di Bundesliga untuk Leipzig, tunjukkan kecepatan, fisik, dan insting pembunuh yang mirip Haaland muda. Transfer rampungkan pada 9 Agustus 2025, dengan kesepakatan lima tahun dan klausul gaji yang Sesko rela potong sebagian untuk pindah ke Old Trafford. United, yang haus striker andal pasca-musim suram, lihat ia sebagai pengganti ideal untuk Hojlund yang sering cedera. Ten Hag puji: “Ia punya semua atribut: tinggi 195 cm, cepat, dan pintar ruang.”
Ekspektasi langsung melonjak. Di laga debutnya lawan Fulham, Sesko starter dan beri assist krusial meski tim menang tipis 2-1. Fans langsung chant namanya, bayangkan duet dengan Fernandes di lini serang. Tapi, realita Premier League jauh lebih kejam daripada Bundesliga. Dari enam laga awal, ia cuma cetak dua gol—satu penalti, satu sundulan mudah—dan sering hilang di duel udara meski unggul fisik. Transfer insider bilang United tak terkejut dengan start lambat ini; mereka tahu adaptasi dari Jerman ke Inggris butuh waktu, terutama di tim dengan tekanan tinggi seperti Setan Merah. Namun, dengan posisi keenam klasemen dan tertinggal enam poin dari puncak, manajemen minta bukti cepat—bukan janji, tapi gol yang ubah pertandingan.
Performa Awal yang Menimbulkan Keraguan: Benjamin Sesko Diminta Unjuk Gigi di Man United
Start Sesko di United memang campur aduk, picu keraguan dari para kritikus. Di tiga laga pertama, ia starter tapi cuma satu gol, dengan xG (expected goals) rendah 0.8 per 90 menit—jauh di bawah rata-rata Haaland di City. Kekalahan 0-3 dari Arsenal awal September jadi titik rendah: Sesko tak tembakan tepat sasaran, kalah 12 duel dari bek Saliba yang tangguh. Neville sebut ia “well off it”, terlihat kikuk dalam positioning dan kurang agresif di kotak penalti. Bahkan, di laga imbang 1-1 lawan Liverpool, ia diganti di menit 60 karena tak beri ancaman.
United tak panik total, tapi tekanan naik setelah seri 2-2 lawan Forest. Sesko main penuh, menang enam duel udara dan beri umpan kunci untuk gol Fernandes, tapi gagal konversi dua peluang emas—termasuk sundulan header yang melambung. Statistik Opta catat, ia libatkan lima gol musim ini, tapi konversi finishing cuma 20 persen, jelek untuk striker sekelasnya. Ten Hag akui tantangan: “Ia masih belajar ritme Premier, tapi mentalnya kuat.” Keraguan ini wajar; ingat, pemain seperti Zirkzee juga butuh waktu adaptasi. Tapi, dengan jadwal padat—termasuk Liga Champions lawan tim Jerman—Sesko harus cepat bukti diri, atau rotasi ke bangku bisa jadi opsi.
Kualitas Positif dan Panggilan Unjuk Gigi ke Depan
Meski start lambat, Sesko punya kualitas yang bikin para analis optimis. MUTV pundit setuju satu hal: kerja kerasnya off-ball. Di laga Forest, ia tekan bek lawan 25 kali, ciptakan turnover yang bantu United kuasai midfield. Fisiknya unggul—lari 11 km per laga, lebih banyak dari rekan setim—dan visi passingnya tajam, dengan 85 persen akurasi. Gol perdananya di Old Trafford lawan West Ham, sundulan akrobatik dari crossing Dalot, tunjukkan potensi jadi penutup andalan. Insider bilang, United pilih ia karena data: di Leipzig, ia cetak 25 gol dari situasi terbuka, cocok gaya transisi cepat Ten Hag.
Panggilan unjuk gigi datang dari segala arah. Ten Hag minta ia “ambil tanggung jawab” di laga Tottenham, di mana Spurs punya pertahanan bocor tapi pressing ganas. Neville tambah: “Ia harus tunjukkan kenapa kami bayar mahal—bukan cuma janji, tapi aksi.” Dengan Hojlund cedera hamstring dua pekan, pintu terbuka lebar untuk Sesko starter lagi. Strategi? Fokus set-piece, di mana ia menang 70 persen duel udara musim ini, plus duet dengan Garnacho di sayap kiri untuk eksploitasi kecepatan. Jika sukses, ia bisa angkat United ke perempat besar sebelum jeda internasional. Tantangan besar: adaptasi mental di bawah sorotan, tapi usia 22 tahun beri ruang tumbuh. Para fans, yang chant “Sesko’s on fire” meski performa naik-turun, harap ia jadi pahlawan baru.
Kesimpulan
Permintaan agar Benjamin Sesko unjuk gigi di Manchester United adalah panggilan wajar di tengah start lambat yang picu keraguan. Dari transfer mahal Agustus lalu hingga performa campur di enam laga awal, plus kualitas fisik dan visi yang jadi modal utama, ia punya semua alat untuk sukses. Ten Hag dan Neville benar: waktu adaptasi ada, tapi hasil instan dibutuhkan di Premier League yang tak kenal ampun. Jelang Tottenham, ini momen definisi—gol krusial bisa ubah narasi dari “flop potensial” jadi “bintang masa depan”. United investasi besar; Sesko harus balas dengan aksi, bukan kata. Saat Old Trafford bergemuruh lagi, harapan tetap tinggi: striker Slovenia ini bisa jadi kunci bangkit Setan Merah, lahirkan cerita sukses dari kesabaran dan talenta murni. Musim panjang, tapi langkah berikutnya miliknya.