Eks Pemain Barcelona Ini Membela Vinicius Dibanding Alonso. Kontroversi di sepak bola Spanyol tak pernah reda, dan kali ini pusatnya di Real Madrid pasca-El Clasico pekan lalu. Pada 26 Oktober 2025, kemenangan tipis 2-1 atas Barcelona di Santiago Bernabeu seharusnya jadi pesta, tapi malah diramaikan aksi Vinicius Junior yang meledak saat diganti Xabi Alonso di menit ke-72. Winger Brasil itu pergi ke terowongan sambil menggerutu, bahkan terdengar ancaman “Saya akan tinggalkan klub ini” ke arah pelatihnya. Tiga hari kemudian, Vinicius minta maaf lewat media sosial, tapi anehnya tak sebut nama Alonso—bikin spekulasi retak hubungan makin liar. Di tengah badai itu, suara tak terduga muncul: Rivaldo, legenda Barcelona dan pemenang Ballon d’Or 1999, angkat bicara bela Vinicius habis-habisan. Ia bahkan sindir Alonso sebagai sosok egois yang mungkin iri pada bintang muda. Apa latar belakangnya? Kita bedah langsung, dari insiden hingga implikasi ke depan. INFO CASINO
Latar Belakang Insiden di El Clasico: Eks Pemain Barcelona Ini Membela Vinicius Dibanding Alonso
El Clasico pekan ke-10 La Liga 2025/26 itu krusial buat Madrid. Alonso, yang baru ambil alih tim Mei lalu, akhirnya rasakan manis kemenangan pertama atas Barca setelah kalah empat kali musim sebelumnya. Gol Kylian Mbappe dan Jude Bellingham amankan tiga poin, bikin Madrid unggul lima poin di puncak klasemen. Tapi, sorotan bergeser ke Vinicius. Pemain 25 tahun itu tampil solid: partisipasi di gol kedua, dribel melewati tiga bek, dan jaga bola di depan dengan baik. Rata-rata, ia ciptakan 2,5 peluang per laga musim ini, sumbang enam gol dari sayap kiri.
Keputusan Alonso ganti Vinicius dengan Rodrygo di menit 72 jadi pemicu. Ini bukan pertama kalinya—Vinicius sudah diganti di enam laga sebelumnya, termasuk tiga di babak kedua saat tim menang. Reaksinya? Bukan sekadar protes ringan. Kamera tangkap ia berteriak “Kenapa selalu saya?!” ke bangku cadangan, abaikan jabat tangan rekan setim, dan langsung cabut ke ruang ganti. Alonso sendiri kalem pasca-laga: “Kami bicarakan nanti, sekarang nikmati kemenangan.” Tapi, rekaman bibir baca bocor ke media, ungkap Vinicius ancam tinggalkan klub. Ini tambah panas, apalagi Vinicius runner-up Ballon d’Or tahun lalu dan aset utama Madrid senilai ratusan juta euro.
Faktor lain? Jadwal padat jelang Liga Champions lawan Liverpool bikin rotasi wajar, tapi penggemar Vinicius lihat pola: ia sering starter tapi cepat ditarik, sementara Rodrygo atau Brahim dapat kesempatan lebih panjang. Statistik tunjukkan, Vinicius main rata-rata 68 menit per laga—turun dari 75 musim lalu di bawah Ancelotti. Insiden ini bukan cuma emosi sesaat, tapi gejala ketegangan lebih dalam di ruang ganti.
Pernyataan Rivaldo yang Kontroversial: Eks Pemain Barcelona Ini Membela Vinicius Dibanding Alonso
Rivaldo, yang pernah cetak 130 gol untuk Barca dari 1997-2002, tak tahan diam. Legenda Brasil itu, yang sering bela Vinicius soal isu rasisme sebelumnya, kali ini fokus ke taktik Alonso. Dalam wawancara eksklusif kemarin, 29 Oktober 2025, ia bilang: “Saya tak setuju dengan apa yang Vinicius lakukan, tapi beri dia kelonggaran. Ini bukan cuma soal satu laga, tapi konteks penggantian berulang.” Ia pahami amarah Vinicius: “Ia main bagus, kunci di gol kedua, jaga bola depan. Diganti di Clasico yang menang tipis satu gol? Barcelona bisa balik, dan Vinicius bisa segel kemenangan.”
Yang bikin heboh, Rivaldo sindir Alonso sebagai “egotist”. “Kadang pelatih, karena pernah pemain hebat dan juara, tak suka lihat pemain lain jadi bintang besar. Saya tak tahu ada personal atau tidak, tapi ini cara tunjuk otoritas: ‘Kalau bisa ganti Vinicius, bisa ganti siapa saja’.” Ia tambah: “Pemain seperti Vinicius, aset klub, tak boleh diganti tujuh kali. Apalagi di laga besar. FIFA bilang ia terbaik di dunia, dan itu benar.” Pernyataan ini viral, dapat 500 ribu like di media sosial dalam jam pertama. Rivaldo, meski eks rival Madrid, argumennya tajam: Vinicius bukan sembarang pemain, tapi “warisan klub” yang pantas dihargai, bukan jadi korban rotasi demi tunjuk kekuasaan.
Ini kontras dengan kritik lain. Steve McManaman, eks Madrid, murka: “Ini soal tim, bukan ego. Jangan alihkan fokus dari kemenangan.” Tapi Rivaldo tak peduli—ia tegas bela Vinicius sebagai korban pola taktik yang tak adil.
Respons dari Pihak Madrid dan Pengamat Lain
Di Madrid, respons campur aduk. Alonso bilang akan “bicara privat” dengan Vinicius, tapi klub tak hukum pemainnya—sumber internal sebut Florentino Perez lindungi bintang Brasil itu. Toni Kroos, rekan setim yang pensiun musim lalu tapi masih komentari, maklumi: “Saya juga kesal saat diganti dulu. Lapangan panas, emosi wajar.” Jude Bellingham, pencetak gol kunci, bilang: “Vinicius saudara saya, kami dukung dia.” Tapi, ada bisik di ruang ganti: rotasi Alonso mirip gaya Pep Guardiola, yang kadang bikin bintang frustrasi.
Pengamat luar tambah bumbu. Christophe Dugarry, eks Prancis, sarankan Vinicius hengkang: “Sikapnya tak profesional.” Sami Khedira, eks Madrid, bilang reaksi Vinicius “berlebihan”. Di Brasil, media seperti Globo Esporte puji Rivaldo sebagai “suara kebenaran”, sambil ingatkan Vinicius pernah bela Barca soal rasisme—ironi manis. Secara keseluruhan, 60% komentator di panel ESPN Spanyol setuju dengan Rivaldo: penggantian Vinicius di Clasico tak perlu, apalagi saat tim butuh kilatnya di counter. Ini juga soroti tantangan Alonso: bangun skuad penuh ego, di mana Vinicius bukan cuma pemain, tapi simbol perlawanan rasisme.
Implikasi? Madrid menang, tapi retak ini bisa ganggu harmoni jelang Liverpool. Vinicius janji “beri segalanya untuk klub” di maafnya, tapi absen nama Alonso bikin tanda tanya.
Kesimpulan
Insiden El Clasico ungkap kerapuhan di balik gemerlap Madrid: Vinicius, bintang dunia, bentrok dengan Alonso, pelatih ambisius yang coba bangun dinasti. Rivaldo, dari kubu rival, beri perspektif segar—bela Vinicius sebagai korban ego pelatih, ingatkan bahwa sepak bola soal hormat pada talenta, bukan otoritas semata. Pernyataannya, meski kontroversial, buka diskusi luas: apakah rotasi Alonso pintar atau justru picu pemberontakan? Bagi Madrid, ini ujian: selesaikan retak ini cepat, atau biarkan jadi bom waktu. Vinicius tetap aset tak tergantikan, Alonso pelatih berpotensi. Yang pasti, drama ini tambah warna La Liga—di mana legenda Barca bela winger Madrid, itu cerita sepak bola murni. Kita tunggu laga berikutnya, apakah damai atau makin panas.