Jay Idzes Sebut Momen Bahagia Setelah Cetak Gol ke Juventus. Jay Idzes kembali jadi sorotan di dunia sepak bola Indonesia setelah berbagi cerita manis tentang momen gol debutnya di Serie A. Pada 26 Oktober 2025, bek berusia 24 tahun ini, yang kini jadi kapten Timnas Garuda, bicara terbuka soal kebahagiaan luar biasa saat sundul bola ke gawang Juventus hampir setahun lalu. Gol itu tak cuma bikin Venezia unggul 2-1 di Allianz Stadium pada 14 Desember 2024, tapi juga catat sejarah sebagai pemain Indonesia pertama yang cetak gol di liga Italia. Di tengah persiapan Timnas untuk AFF Cup November nanti, cerita Idzes ini jadi pengingat manis: bagaimana satu momen bisa angkat semangat seluruh bangsa. Dengan 25 caps untuk Timnas dan performa solid di klubnya, Idzes tak hanya benteng pertahanan, tapi juga inspirasi yang bikin penggemar Garuda tersenyum lebar. Malam ini, saat dia istirahat pasca-laga klub, kisah bahagianya ini viral lagi, ingatkan bahwa sepak bola adalah soal hati, bukan cuma kemenangan. INFO CASINO
Momen Gol yang Mengubah Segalanya: Jay Idzes Sebut Momen Bahagia Setelah Cetak Gol ke Juventus
Gol Jay Idzes ke Juventus bukan kebetulan, tapi puncak perjuangan panjang seorang anak Belanda keturunan Indonesia yang pilih wakili Garuda. Pada menit ke-83 laga pekan ke-16 Serie A 2024/25, Idzes naik tinggi dari umpan silang Hans Nicolussi Cavaglia, sundul bola melewati kiper lawan untuk bikin skor 2-1 bagi Venezia. Saat itu, pertandingan sudah terasa lelah—Juventus dominan dengan penguasaan bola 58 persen, tapi pertahanan Idzes yang tangguh sepanjang 80 menit bikin Si Nyonya Tua frustrasi. Gol itu picu euforia: rekan-rekannya berhamburan peluk dia, sementara suporter Venezia di tribun nyanyi nama lengkapnya.
Idzes sendiri bilang, momen itu terasa seperti mimpi. “Pertandingan hampir selesai, kami main di kandang raksasa, dan tiba-tiba bola masuk,” ceritanya di wawancara baru-baru ini. Sundulan itu bukan cuma teknis—tinggi badannya 188 cm dan timing sempurna hasil latihan harian di akademi Feyenoord sejak remaja. Venezia akhirnya seri 2-2 setelah penalti penalti Juventus di injury time, tapi gol Idzes tetap jadi sorotan: dia blok tiga tembakan Dusan Vlahovic sepanjang laga, termasuk satu yang bikin penyerang Serbia itu kesal dan tunjuk-tunjuk ke arahnya. Momen ini tak terlupakan karena catat sejarah—sebelumnya, pemain Indonesia seperti Stefano Lilipaly cuma assist di liga Eropa, tapi Idzes yang pertama cetak gol di level Serie A. Itu jadi bukti, talenta Garuda bisa bersaing di puncak Eropa.
Kebahagiaan yang Meluap dan Bangga untuk Indonesia: Jay Idzes Sebut Momen Bahagia Setelah Cetak Gol ke Juventus
Yang bikin cerita Idzes spesial adalah kebahagiaan murni yang dia rasakan, campur rasa bangga harumkan nama tanah air. “Saat bola masuk, saya merasa sangat bahagia. Itu momen yang tak tergantikan, apalagi di depan ribuan suporter Juventus,” ujarnya dengan senyum lebar. Kebahagiaan itu langsung tumpah: dia lari ke pinggir lapangan, tunjuk ke dada—simbol untuk keluarga dan Indonesia—sambil teriak “Ini untuk kalian!” ke kamera. Di ruang ganti, rekan Venezia rayakan dengan lagu kebangsaan Indonesia yang diputar dari ponselnya, bikin malam itu terasa seperti pesta nasional.
Bagi Idzes, gol itu lebih dari poin: itu bukti perjuangan naturalisasi sejak 2023. Lahir di Den Haag, dia tolak panggilan Timnas Belanda demi Garuda, dan gol ke Juventus jadi puncaknya. “Saya yakin ini bawa kebahagiaan besar bagi seluruh negeri,” katanya, ingat betapa berita itu viral di Indonesia—jutaan like di media sosial, bahkan presiden puji lewat tweet. Kebahagiaan itu meluap ke keluarga: ayahnya, mantan pemain amatir Belanda, terbang ke Turin untuk saksikan, dan ibu Indonesia-nya nangis bahagia di rumah. Idzes bilang, momen itu ingatkan akarnya—dari latihan di lapangan berdebu Jakarta saat kecil, ke Allianz Stadium. Bahagia itu tak egois; dia dedikasikan untuk anak muda Indonesia yang bermimpi besar, bilang “Jika saya bisa, kalian juga bisa.”
Dampak Gol untuk Karier dan Inspirasi Timnas
Gol ke Juventus tak cuma bikin Idzes bahagia sesaat, tapi dorong kariernya ke level baru. Sejak saat itu, tawaran dari klub Serie A lebih besar mengalir, dan nilai pasarnya naik 50 persen—dari 5 juta euro jadi 7,5 juta. Di Venezia, dia jadi kapten pertahanan, bantu tim hindari degradasi dengan clean sheet di enam laga berikutnya. Untuk Timnas, dampaknya masif: di kualifikasi Piala Dunia 2026, Idzes pimpin pertahanan capai putaran keempat, meski akhirnya tersingkir. Gol itu jadi amunisi mental—saat latihan Garuda, pelatih Shin Tae-yong sering putar video sundulannya untuk bangun semangat.
Inspirasi Idzes nyebar luas: anak-anak di akademi PSSI tiru gerakannya, dan liga junior naik partisipasi 20 persen pasca-Desember 2024. Dia aktif bagikan tips via Instagram: “Bahagia datang dari kerja keras, bukan bakat saja.” Di klub, gol itu bikin Vlahovic hormat—dua bulan kemudian, mereka tukar jersey dan foto bersama. Dampaknya ke Timnas jelas: di AFF Cup 2024, Idzes cetak gol kemenangan lawan Vietnam, bilang “Itu bayar lunas momen Juventus.” Sekarang, pasca-gagal Pildun, cerita bahagianya ini jadi obat: Ricky Kambuaya sebut, “Gol Jay ingatkan kami, satu momen bisa ubah segalanya.” Idzes bukti, pemain Indonesia bisa jadi bintang global, dan bahagianya itu viral lagi di Oktober 2025 sebagai pengingat untuk AFF Cup mendatang.
Kesimpulan
Momen bahagia Jay Idzes setelah sundul bola ke gawang Juventus adalah cerita manis yang tak pudar—dari euforia di Allianz Stadium, ke bangga harumkan Indonesia, hingga dorong karier dan inspirasi Garuda. Di usia 24 tahun, dia wakili generasi yang buktikan mimpi Eropa tak mustahil, dan kebahagiaan murninya itu jadi api semangat untuk Timnas. Saat AFF Cup November 2025 menanti, Idzes siap ciptakan momen baru, tapi gol ke Juventus tetap spesial: pengingat bahwa sepak bola terbaik lahir dari hati bahagia. Penggemar Garuda tersenyum, karena dengan Idzes di depan, masa depan terasa cerah. Satu gol, satu kebahagiaan, satu sejarah—itulah Jay Idzes.