Arab Saudi Diberi Kesempatan untuk Merekrut Vinicius Junior

Arab Saudi Diberi Kesempatan untuk Merekrut Vinicius Junior. Minat Arab Saudi terhadap Vinícius Júnior tidak hanya sekadar rumor belaka. Klub-klub Pro League seperti Al Ahli, didukung oleh Public Investment Fund dan Kementerian Olahraga Saudi, telah menyiapkan penawaran luar biasa untuk merekrut winger Real Madrid tersebut. Penawaran yang disebut mencapai nilai transfer sekitar €300–350 juta, dengan paket kontrak lima tahun senilai hingga €1 miliar, menjadi magnet yang sangat besar di kancah sepak bola global. BERITA LAINNYA

Strategi dan Tawaran Saudi yang “Tak Bisa Ditolak”

Seperti dijelaskan oleh beberapa media, strategi yang digunakan pihak Saudi adalah menunggu kegagalan pembicaraan perpanjangan kontrak antara Vinícius dan Real Madrid. Jika klub dan pemain tak sepakat, Arab Saudi siap mengajukan penawaran. Nilai yang ditawarkan sekitar €200 juta per musim dan dinilai sebagai tawaran “unrejectable” atau “tak bisa ditolak” oleh pengamat transfer.

Sikap Real Madrid dan Vinícius terhadap Spekulasi

Walau angin transfer semakin kencang, Vinícius menyatakan keinginannya untuk tetap di Santiago Bernabéu. Ia menegaskan bahagia bermain di klub terbaik dunia, bersama pelatih, rekan satu tim, dan fans yang begitu mencintainya. Carlo Ancelotti, pelatih Real Madrid, juga menyampaikan bahwa klub tidak khawatir kehilangan sang pemain dan hanya akan mempertimbangkan tawaran yang memenuhi klausul rilis €1 miliar, kecuali jika Vinícius sendiri yang meminta untuk dijual.

Negosiasi Kontrak Memanas – Sewa atau Loyalitas

Perpanjangan kontrak Vinícius yang dijadwalkan pada akhir musim ini masih berjalan tegang. Vinícius meminta kenaikan gaji hingga €20 juta neto per musim, agar sejajar dengan pendekatan klub terhadap pemain-pemain top seperti Mbappé. Namun Real Madrid berusaha menjaga struktur gaji mereka dan menolak melanggar batas atas yang sudah ditetapkan. Jika kesepakatan diabaikan, maka peluang Saudi semakin terbuka dengan tawaran yang bisa melebihi nilai klausul rilis.

Tenggat Waktu dan Risiko Klub

Kontrak Vinícius akan berakhir Juni 2027. Madrid ingin menyelesaikan pembaruan kontrak sebelum memasuk tahun terakhir agar terhindar dari situasi menyalahi syarat rilis minimal atau kehilangan sang pemain secara gratis. Jika pembicaraan kontrak tetap mandek, Arab Saudi siap bergerak pada musim panas berikutnya, walau klub belum siap menerima tawaran transfer di bawah klausul.

Dampak Finansial dan Reputasi

Jika benar terealisasi, transfer Vinícius ke Saudi akan menjadi rekor dunia. Klub Saudi yang telah merekrut Cristiano Ronaldo, Karim Benzema, Sadio Mané, serta Ivan Toney sebelumnya, kini mengejar ikon Real Madrid untuk meningkatkan daya tawar mereka secara internasional. Nilai finansial, pencitraan global, dan dampak merek menjadi target utama dari ambisi ini.

Faktor Penentu – Loyalitas atau Uang?

Vinícius telah mengungkap bahwa impiannya adalah menulis sejarah di Real Madrid dan menjadi bagian dari klub legendaris ini. Ia ingin mempertahankan nomor 7 dan mengikuti jejak Cristiano Ronaldo di Bernabéu. Namun tawaran Saudi yang luar biasa besar dapat memberi tekanan besar, baik bagi klub maupun sang pemain untuk mempertimbangkan kembali masa depannya.

Menakar Peluang Real dan Arab Saudi: Arab Saudi Diberi Kesempatan untuk Merekrut Vinicius Junior

Real Madrid telah menyatakan akan tetap mempertahankan Vinícius kecuali secara eksplisit dia menyampaikan keinginan pergi. Sementara itu, Arab Saudi belum mundur dan berupaya membuka celah bila kontrak baru gagal tercapai atau pembicaraan molor. Jika negosiasi kontrak kandas, Arab Saudi tampaknya siap mengeksekusi tawaran spektakuler pada batas waktu transfer berikutnya.

 

BACA SELENGKAPNYA DI…

Momen Terbaik David Silva Saat Masih Berada di Machester City

Momen Terbaik David Silva Saat Masih Berada di Machester City. David Silva adalah figur ikonik Manchester City yang tak sekadar memberikan trofi, tapi juga membentuk era emas klub di Etihad. Dalam dekade bersama City (2010–2020), Silva dikenal sebagai “El Mago”, pesulap lapangan hijau yang mampu mengubah permainan dengan kreativitas, visi, dan ketenangan luar biasa. Salah satu momen paling ikonik terjadi di pertandingan melawan Blackpool pada Oktober 2010, ketika Silva mencetak gol pertamanya untuk City. BERITA LAINNYA

Ia menari melewati dua bek, melepaskan tendangan melengkung indah dari sudut sempit ke pojok gawang. Gol ini bukan hanya menegaskan kualitasnya, tapi juga menandai titik awal kebangkitan City di era modern.

Kemampuan visinya terlihat jelas dalam derby pertama di Old Trafford pada Oktober 2011, saat City mencetak 6‑1 atas Manchester United.
Silva membuka pesta dengan gol kelima, nutmeg atas David de Gea dan kemudian mengakhiri laga dengan half‑volley assist brilian untuk Edin Dzeko dalam serangan balik cepat. Kedua momen ini menjadi simbol dominasi City dan kreativitas Silva yang tiada tanding.

Silva juga mahir menjalankan peran pengatur serangan dalam laga krusial. Pada April 2012 di Etihad, umpan sudut yang ia kirimkan melesakkan gol kemenangan Vincent Kompany, membantu City kembali memimpin klasemen saat persaingan juara semakin memanas.

Kemudian pada hari terakhir musim, umpan sudut presisi lainnya menciptakan gol bagi Edin Dzeko yang membawa City meraih gelar sensasional saat menghadapi QPR dan sebagai salah satu momen paling dramatis dalam sejarah Premier League. Tampaknya kehebatan Silva juga tak hanya terbatas pada situasi bola mati atau momen besar. Di bulan Maret 2014, ketika City bermain dengan 10 pemain akibat kartu merah Vincent Kompany melawan Hull City, Silva mengambil alih kendali.

Dengan tembakan 25 yard, ia menembus pertahanan dan membawa City unggul, pulih dari tekanan dan meraih kemenangan penting menuju gelar juara. Selain kpertandingan klasik, Silva memperlihatkan dedikasi dalam situasi pribadi. Ketika sang putra, Mateo, dilahirkan prematur, Silva tetap tampil prima. Ia bahkan mencetak gol di laga di Wembley saat final Piala FA 2019 melawan Watford dan ini adalah gol paling emosional sekaligus profesionalitas tinggi dari sang maestro.

Hubungan Silva dengan Sergio Agüero juga menghadirkan beberapa momen tak terlupakan. Salah satunya adalah assist dribel mulus di laga melawan Wigan Athletic pada 2012, ketika ia melewati beberapa pemain sebelum menyodorkan bola kepada Aguero untuk mencetak gol keduanya di hat‑trick malam itu.

Di luar statistik individual, dampak Silva terasa dalam membentuk budaya permainan City. Ia menjadi figur penenang dan penghubung antar lini, karakter yang diapresiasi rekan seperti Phil Foden, yang bahkan menegaskan bahwa Silva adalah pilihan utamanya di atas Messi, Maradona, atau Zidane. Sementara rekan satu klub seperti Kyle Walker juga menyebutnya sebagai talenta terbaik yang pernah ia mainkan bersama.

 

Kesimpulan: Momen Terbaik David Silva Saat Masih Berada di Machester City

Manajemen City sendiri mengenang Silva sebagai pemain yang diibaratkan seperti Xavi dan Iniesta dalam versi mereka, meskipun bukan striker, tapi penting dalam menciptakan gol dan membentuk gaya dominan klub. Sepak terjang Silva berujung pada rekor yang impresif yaitu empat gelar Premier League, dua Piala FA, lima Piala Liga, plus berbagai penghargaan individu dan status legendaris. Keberhasilannya mewakili era Guardiola dengan total 436 penampilan, 77 gol, dan 130 assist, hal yang menempatkan Silva sebagai salah satu gelandang paling produktif dan elegan sepanjang sejarah City. Bagi suporter City, Diego Silva bukan hanya seniman lapangan, namun ia adalah fondasi era modern, sosok yang mencetak gol krusial, mengantar tim juara, dan membentuk warisan juara dengan sentuhan magisnya.
Kini, statunya berdiri di luar Etihad sebagai penghormatan abadi bagi pesepak bola kelas dunia yang melampaui sekadar performa, menjadi inspirasi budaya klub untuk generasi mendatang.

 

BACA SELENGKAPNYA DI…

Ketertarikan Manchester United Terhadap Prospek Man City

Ketertarikan Manchester United Terhadap Prospek Man City. Berita terkini mengungkap bahwa perebutan talenta muda antara klub Manchester yaitu Manchester United dan Manchester City, semakin memanas, terutama setelah keberhasilan United menggaet pemain jebolan akademi City. Hal ini menunjukkan strategi agresif dan beragam dari kedua klub dalam rangka memperkuat fondasi jangka panjang melalui perekrutan bakat muda. BERITA LAINNYA

Manchester United telah secara terang-terangan menjelaskan bagaimana mereka telah berhasil mempertahankan gelandang akademi Kobbie Mainoo dari incaran langsung Manchester City. Sumber berita dari Manchester Evening News melaporkan bahwa kamp akademi United bahkan mendapatkan sinyal “pesan informal” dari klub rival yang mencoba menggaet sang pemain muda.

Meskipun tidak ada tawaran resmi, hal tersebut telah mengundang perhatian. Menurut laporan, United menciptakan lingkungan pendukung yang kuat dari sisi akademi, keluarga, dan sekolah, yang berhasil mengokohkan komitmen Mainoo terhadap Old Trafford. Selain Mainoo, United juga aktif memangsa talenta mantan akademi City seperti Charlie McNeill, Shola Shoretire, dan Jack Fletcher.

Contoh terbesarnya adalah McNeill yang pindah ke United pada 2020 setelah mengukir 24 gol dari 21 pertandingan di tim U18 City, lalu sempat kembali ke Old Trafford sebelum meninggalkan klub pada pertengahan 2024. Langkah agresif United ini jelas bukan kebetulan, ini bisa terlihat dalam usaha mereka untuk merekrut dua scouting andal dari City pada 2016 yaitu Dave Harrison dan Lyndon Tomlinson untuk mulai memperkuat sistem pencarian dan pengembangan pemain muda.

Langkah tersebut muncul sebagai respons terhadap dominasi City dalam membangun akademi. City telah menginvestasikan dana besar, termasuk kompleks pelatihan seluas 80 acre senilai lebih dari £100 juta, serta fasilitas pendidikan seperti beasiswa di sekolah menengah elite bagi talenta muda.
Keunggulan ini akhirnya memaksa United untuk berbenah, selain merekrut scout rival, mereka juga menambah lebih dari 50 scout global dan menata kembali struktur komunikasi dan identifikasi bakat untuk menjawab tantangan persaingan perekrutan. Dari sisi City, mereka bukan tanpa usaha.

Klub biru tersebut rajin memastikan para talenta andalannya tetap terikat kontrak jangka panjang. Namun dengan regulasi usia dan pendidikan usia dini setelah Brexit, perebutan talenta anak-anak berusia 7–8 tahun menjadi semakin intens. Akibatnya, United kini juga aktif menjaga pemain muda dengan batasan upah untuk menyeimbangkan prospek jangka panjang dan mencegah kepergian.

Fenomena ini mencerminkan paradigma baru dalam dunia sepak bola Elit Inggris, klub-klub besar tak hanya bersaing di atas lapangan, tapi juga dalam produksi talenta muda. Perekrutan Akademi bukan sekadar soal datang ke stadion, melainkan pertempuran strategi jangka panjang, rekayasa fasilitas, budaya klub, serta sistem pembinaan terintegrasi. Kedepannya, tekanan akan terus meningkat.

United perlu mempertahankan momentum ini untuk menghadang setiap upaya “sabotase talenta” dari rival, sambil memperluas jaringan pencarian bakat pemain global dan memperkuat ekosistem akademi. Sedangkan City, dengan keunggulan investasinya, harus membuktikan bahwa mereka bisa menghasilkan talenta yang tidak hanya dibeli, tetapi dibangkitkan untuk berjaya di lapangan utama.

Dengan pola rekruitmen yang seperti ini, fans mulai melihat bahwa rivalitas Manchester bukan lagi sekadar soal siapa yang lebih sering menang derbi atau meraih gelar liga. Persaingan juga bisa terjadi saat Manchester United dan Manchester City mencoba untuk merekrut calon bintang masa depan.

Kesimpulan: Ketertarikan Manchester United Terhadap Prospek Man City

Siapa yang lebih lihai untuk meraih serta menjaga bakat terbaik sejak dini, maka bisa jadi akan memetik hasil yang memuaskan saat berada bertanding di lapangan. Hubungan antara Manchester United dan Manchester City saat ini sangat kompleks dan semakin sulit ditebak. Setiap langkah, transfer akademi, maupun penciptaan fasilitas menjadi subjek analisis dalam eskalasi rivalitas ini.

BACA SELENGKAPNYA DI…

Peran Fullback dan Evolusinya dalam Sepak Bola Modern

Peran Fullback dan Evolusinya dalam Sepak Bola Modern. Dalam sejarah sepak bola, sedikit posisi yang mengalami transformasi sehebat fullback. Dari awalnya sekadar bek sayap yang tugas utamanya adalah bertahan, namun peran fullback kini telah berkembang menjadi salah satu posisi paling dinamis dan krusial dalam strategi modern. Evolusinya mencerminkan perubahan fundamental dalam filosofi permainan, menuntut pemain di posisi ini untuk memiliki kemampuan yang serbaguna, baik dalam bertahan maupun menyerang sekalipun. BERITA LAINNYA

Fullback Tradisional: Prioritas Defensif Murni

Di era awal sepak bola, fullback (bek sayap) memiliki peran spesifik dan terbatas yaitu bertahan. Mereka adalah garis pertahanan terakhir, bertugas menjaga winger lawan, menghalau crossing, dan melakukan tekel untuk merebut bola. Kontribusi ofensif mereka minim, atau bahkan tidak ada sama sekali. Formasi 4-4-2 atau 4-3-3 awal menempatkan fullback sebagai bagian dari empat bek sejajar, dengan instruksi untuk bisa menjaga posisi dan tidak sering maju ke depan melewati garis tengah.

Fokus utama yang mereka miliki adalah disiplin posisi, kemampuan man-marking, dan kekuatan terbaik dalam duel satu lawan satu. Mereka jarang terlibat dalam build-up serangan kecuali untuk memberikan operan sederhana kepada gelandang terdekat. Ini adalah era di mana bek sayap adalah spesialis defensif, dan kemampuan menyerang mereka dianggap sebagai bonus, bukan keharusan.

Revolusi Offensif – Fullback Modern sebagai Senjata Serangan: Peran Fullback dan Evolusinya dalam Sepak Bola Modern

Peran fullback mulai mengalami revolusi yang sangat signifikan pada akhir abad ke-20 dan awal abad ke-21. Kini ada semakin banyak pelatih menyadari potensi fullback untuk menjadi senjata tambahan dalam serangan. Konsep overlapping run ini juga mulai menjadi norma, di mana fullback akan berlari maju melewati winger yang ada di depannya untuk memberikan lebar dan mengirimkan crossing.

Klub-klub yang mengadopsi formasi dengan winger yang cenderung bergerak ke arah yang lebih dalam (seperti inverted winger) sangat diuntungkan oleh overlap fullback. Hal ini membuka ruang di sayap yang dapat dieksploitasi oleh fullback. Pemain top seperti Roberto Carlos dan Cafu menjadi ikon dari era menakjubkan ini, menunjukkan bagaimana kecepatan, stamina, dan kemampuan crossing seorang fullback bisa menjadi senjata mematikan yang mengubah jalannya pertandingan.
Fullback di Era Sekarang – Kombinasi Playmaker dan Inverted Fullback
Pada saat ini, peran fullback telah mencapai tingkat kompleksitas yang masih belum pernah terjadi sebelumnya. Mereka tidak hanya dituntut untuk menyerang dan bertahan, akan tetapi juga sering kali berperan sebagai pemain yang membangun serangan (playmaker) dari posisi yang lebih dalam.

Pembangunan Serangan (Build-Up Play)

Fullback modern seringkali terlibat aktif dalam fase build-up dari lini belakang, dengan kemampuan operan yang akurat dan visi yang baik untuk memulai serangan. Mereka dapat melakukan operan-operan diagonal panjang atau operan pendek yang sangat cepat untuk memecah pressing lawan.

Inverted Fullback

Ini adalah salah satu inovasi paling menarik. Daripada berlari di garis samping, inverted fullback akan bergerak ke dalam, ke ruang lini tengah, saat tim menguasai bola. Ini menciptakan keunggulan numerik di lini tengah, membantu penguasaan bola, dan memberikan opsi operan dari posisi sentral. Pemain seperti João Cancelo dan Oleksandr Zinchenko adalah contoh terbaik dari peran ini.

Peran di Kedua Sisi Lapangan: Peran Fullback dan Evolusinya dalam Sepak Bola Modern

Fullback modern harus memiliki stamina luar biasa untuk meliput seluruh sisi lapangan, baik pada saat bertahan maupun menyerang. Mereka adalah pekerja keras yang jarang berhenti bergerak.

Evolusi peran fullback adalah cerminan dari semakin cairnya posisi dalam sepak bola. Mereka kini menjadi salah satu elemen taktis terpenting, mampu mempengaruhi permainan di berbagai area lapangan dan menjadi kunci untuk mendominasi baik dalam bertahan maupun menyerang. Masa depan peran ini kemungkinan akan terus berkembang seiring inovasi taktik dalam permainan.

BACA SELENGKAPNYA DI…

Turnamen Sepak Bola Asia Paling Populer: Piala AFF

Turnamen Sepak Bola Asia Paling Populer, Piala AFF. Di Asia Tenggara, tidak ada turnamen yang mampu membakar gairah nasionalisme dan persaingan regional sekuat Piala AFF. Ajang dua tahunan ini dulu dikenal sebagai Piala Tiger, telah berkembang menjadi kompetisi paling prestisius dan dinanti-nantikan. Lebih dari sekadar perebutan trofi, Piala AFF adalah sebuah cerminan dari semangat kompetitif, kebanggaan nasional, dan persaingan sengit antar negara-negara di Asia Tenggara, yang menjadikannya tontonan wajib bagi jutaan penggemar. BERITA LAINNYA

Sejarah Singkat dan Evolusi Kompetisi

Piala AFF pertama kali diselenggarakan pada tahun 1996, awalnya dikenal sebagai Piala Tiger karena sponsor utamanya adalah sebuah merek bir. Turnamen ini digagas untuk memberikan platform bagi negara-negara di Asia Tenggara untuk mengukur kekuatan sepak bola mereka dan meningkatkan standar permainan di kawasan ini. Sejak awal, kompetisi yang satu ini berhasil menarik perhatian besar, tidak hanya dari negara-negara peserta saja, tetapi juga dari penggemar di seluruh dunia.
Pada tahun 2007, nama turnamen berubah menjadi Piala AFF (AFF Championship), setelah Asosiasi Sepak Bola ASEAN (AFF) mengambil alih kendali penuh. Meskipun namanya berubah, esensi dan popularitasnya tidak pernah pudar. Format kompetisi melibatkan babak penyisihan grup yang diikuti dengan babak semifinal dan final dengan format dua leg. Struktur ini memastikan bahwa tim-tim terbaik memiliki kesempatan untuk saling berhadapan dalam pertandingan yang ketat dan dramatis.

Karakteristik dan Daya Tarik Piala AFF: Turnamen Sepak Bola Asia Paling Populer

Beberapa karakteristik membuat Piala AFF begitu dicintai dan populer di Asia Tenggara:

Yang pertama, intensitas persaingan regional. Setiap pertandingan di Piala AFF adalah derbi mini yang memicu emosi tinggi. Rivalitas terbesar antara tim seperti Indonesia dan Malaysia, Thailand dan Vietnam, atau Singapura dan Filipina, sering kali menghasilkan laga-laga yang sangat panas dan penuh drama. Rivalitas inipun tidak hanya terjadi di lapangan, tetapi juga di antara para penggemar.

Kedua, perwujudan kebanggaan nasional. Bagi banyak negara peserta, terutama mereka yang belum memiliki rekam jejak yang sangat signifikan di panggung sepak bola global, Piala AFF adalah salah satu kesempatan untuk mengibarkan bendera mereka tinggi-tinggi. Kemenangan di turnamen Piala AFF juga seringkali dirayakan layaknya prestasi dunia, menyatukan seluruh bangsa dalam euforia.

Ketiga, panggung bagi bintang-bintang lokal ASEAN. Berbeda dengan kompetisi lain yang mungkin didominasi pemain dari liga-liga Eropa, Piala AFF adalah tempat di mana pemain-pemain lokal dari masing-masing liga domestik di Asia Tenggara bersinar. Ini memberikan kesempatan bagi para pemain untuk menunjukkan bakat mereka dan menarik perhatian dari klub-klub yang lebih besar.

Terakhir, atmosfer suporter yang luar biasa. Stadion-stadion yang menjadi tuan rumah pertandingan Piala AFF selalu dipenuhi oleh lautan penggemar yang fanatik, mengenakan jersey tim nasional mereka, mengibarkan bendera nasional mereka, dan menyanyikan yel-yel tanpa henti. Energi dari tribun ini menciptakan atmosfer yang tak tertandingi dan menjadi salah satu ciri khas turnamen ini.

Dampak dan Signifikansi Regional: Turnamen Sepak Bola Asia Paling Populer

Piala AFF adalah kompetisi yang memiliki dampak signifikan terhadap perkembangan sepak bola di Asia Tenggara. Turnamen ini mendorong negara-negara untuk berinvestasi lebih banyak dalam pengembangan pemain muda, infrastruktur, dan kepelatihan. Kesempatan untuk bersaing di level dunia akan secara teratur membantu meningkatkan standar teknis dan taktis tim-tim di kawasan ini.
Selain itu, Piala AFF juga menjadi platform komersial yang sangat penting, menarik sponsor dan hak siar televisi dari seluruh Asia. Ini tidak hanya menguntungkan AFF dan federasi anggota saja, akan tetapi juga akan membantu untuk mempromosikan sepak bola di tingkat paling mendasar sekalipun.
Piala AFF bukan hanya tentang siapa yang mengangkat trofi. Ini adalah perayaan persatuan, persaingan sehat, dan gairah tak terbatas terhadap sepak bola di Asia Tenggara. Ini adalah turnamen yang terus berkembang, merefleksikan dinamisme dan potensi kawasan ini di peta sepak bola global.

 

BACA SELENGKAPNYA DI…

Messi Terancam Kena Sanksi Karena Absen MLS All-Star?

Messi Terancam Kena Sanksi Karena Absen MLS All-Star? Lionel Messi, megabintang Inter Miami, kembali menjadi pusat perhatian menjelang MLS All-Star Game 2025. Pemain Argentina ini dikabarkan absen dari pertandingan satu tahun sekali yang digelar pada 24 Juli 2025 di Columbus, Ohio, memicu spekulasi tentang potensi sanksi dari Major League Soccer (MLS). Dengan statusnya sebagai kapten dan figur utama liga, absennya Messi menimbulkan pertanyaan besar. Mengapa ia tidak ikut, dan seberapa serius konsekuensinya? Berikut ulasan lengkapnya! BERITA LAINNYA

Apa Itu MLS All-Star: Messi Terancam Kena Sanksi Karena Absen MLS All-Star?

MLS All-Star Game adalah acara tahunan yang mempertemukan pemain terbaik Major League Soccer melawan tim tamu, yang untuk 2025 adalah Club América dari Liga MX. Pertandingan ini tidak hanya menjadi ajang hiburan, tetapi juga panggung untuk memamerkan talenta terbaik MLS kepada dunia. Pemain dipilih melalui kombinasi voting dari penggemar, media, dan pelatih, dengan syarat kehadiran wajib kecuali ada alasan medis atau keadaan darurat. Messi, yang terpilih sebagai kapten MLS All-Stars untuk kedua kalinya setelah penampilan gemilangnya musim lalu (14 gol, 12 assist dalam 19 laga MLS 2024), diharapkan memimpin tim. Acara ini juga krusial untuk sponsor dan hak siar, dengan nilai kontrak televisi MLS mencapai $250 juta per tahun, sehingga kehadiran bintang seperti Messi sangat diharapkan.

Alasan Messi Tidak Ikut MLS All-Star

Messi absen dari MLS All-Star Game 2025 karena alasan kebugaran fisik. Setelah membantu Argentina menjuarai Copa América 2024, ia dikabarkan mendapatkan cedera ligamen serius, yang membuatnya absen selama dua bulan. Meski kembali bermain untuk Inter Miami pada Oktober 2024, Messi memilih untuk tidak memaksakan diri di laga eksibisi ini demi menjaga kondisi untuk musim reguler MLS 2025. Selain itu, jadwal padat Inter Miami di Leagues Cup dan playoff MLS membuat Messi dan pelatih Gerardo Martino memprioritaskan pemulihan penuh. Beberapa pihak berspekulasi bahwa Messi juga ingin menghindari risiko cedera di laga yang dianggap kurang krusial, mengingat usianya yang kini 38 tahun. Namun, keputusan ini menimbulkan kekecewaan penggemar dan sponsor, yang menganggap kehadirannya penting untuk promosi liga.

Kemungkinan Messi Kena Sanksi, Berat atau Ringan?

MLS memiliki aturan ketat terkait kehadiran di All-Star Game, dengan potensi sanksi berupa denda atau larangan bermain untuk pemain yang absen tanpa alasan kuat. Dalam kasus Messi, cedera sebelumnya memberikan pembenaran medis, tetapi MLS sedang menyelidiki apakah absensinya sepenuhnya beralasan, terutama karena ia sudah bermain penuh dalam dua laga terakhir Inter Miami. Jika terbukti melanggar, Messi bisa menghadapi denda sekitar $50.000 hingga $100.000, mirip dengan kasus absensi pemain lain di masa lalu. Namun, sanksi berat seperti larangan bermain kecil kemungkinannya, mengingat status Messi sebagai magnet komersial MLS. Inter Miami juga mungkin ikut didenda karena dianggap tidak mendukung kewajiban liga. Dengan negosiasi antara kubu Messi dan MLS yang sedang berlangsung, keputusan akhir diperkirakan keluar sebelum 1 Agustus 2025.

Kesimpulan: Messi Terancam Kena Sanksi Karena Absen MLS All-Star?

Absennya Lionel Messi dari MLS All-Star Game 2025 karena alasan kebugaran telah memicu kontroversi, dengan potensi sanksi dari MLS. Meski berisiko mendapat denda, statusnya sebagai bintang global kemungkinan akan meringankan hukuman. MLS All-Star memang penting untuk promosi liga, tetapi kesehatan Messi jauh lebih krusial bagi Inter Miami dan penggemar. Dengan musim reguler yang segera dimulai, fokus Messi akan diuji untuk membawa The Herons meraih gelar MLS Cup, sementara saga sanksi ini akan terus jadi sorotan hingga keputusan resmi diumumkan.

BACA SELENGKAPNYA DI…

Luis Diaz Akan Mencetak Rekor Penjualan Ketiga Termahal

Luis Diaz Akan Mencetak Rekor Penjualan Ketiga Termahal. kabar panas di bursa transfer sepak bola musim panas tahun 2025 datang dari tim Lvierpool yang menjelaskan bahwa Luis Diaz akan dijual dengan harga tinggi yang akan memecahkan rekor ketiga penjualan termahal di klub liverpool. Harga yang dipatok sekitar €75 juta bikin transfer ini jadi bahan perbincangan, apalagi setelah peformanya sangat hebat musim lalu. Dengan Liverpool lagi gila-gilaan belanja, termasuk mendatangkan Hugo Ekitike, penjualan Diaz bisa jadi cara buat nyeimbangin keuangan. Tapi, kenapa harganya segitu mahal, dan ke mana dia bakal berlabuh? Yuk, kita kupas tuntas perjalanan Diaz, alasan di balik harga selangitnya, dan klub yang ngantri buat dapetin dia. BERITA LAINNYA

Profil Dari Pemain Luis Diaz

Luis Diaz, lahir di Barrancas, Kolombia, pada tanggal 13 Januari 1997, yang merupakan seorang winger yang dikenal karena kecepatannya saat melakuka, dribel maut, dan kemampuan bikin gol dari sudut yang mustahil. Kariernya dimulai di Barranquilla FC sebelum dia pindah ke Atletico Junior, di mana dia menangin Liga Kolombia. Pada tahun 2019, Porto memboyongnya seharga €7 juta, dan di sana dia meledak, dia cetak 41 gol dalam 125 laga. Liverpool kemudian membelinya pada bulan Januari 2022 seharga €45 juta, menjadikannya salah satu transfer termahal klub saat itu. Di Anfield, Diaz langsung nyetel, bantu tim juara Piala FA dan Piala Liga 2022, bahkan jadi Man of the Match di final Piala FA di tahun tersebut. Musim 2024/25, dia cetak 13 gol dan tujuh assist di 36 laga Premier League, plus tiga gol di awal musim ini, termasuk brace keren lawan Manchester United.

Kenapa Luis Diaz Sangat Mahal: Luis Diaz Akan Mencetak Rekor Penjualan Ketiga Termahal

Harga €75 juta yang diberikan oleh Liverpool ini bukan sembarangan harga. Pertama, performa Diaz di bawah Arne Slot musim lalu bikin dia jadi salah satu winger top di Eropa, dengan 20 kontribusi gol di liga. Kedua, usianya yang 28 tahun masih dianggap puncak karier, apalagi dengan kontraknya yang tinggal dua tahun, bikin Liverpool punya posisi tawar kuat. Ketiga, kebutuhan Liverpool buat dana segar setelah belanja besar untuk Ekitike (€95 juta) dan Florian Wirtz bikin penjualan Diaz jadi strategi finansial. Kalau deal ini jadi, transfer Diaz bakal jadi penjualan ketiga termahal Liverpool, cuma kalah dari Philippe Coutinho dan Sadio Mane, sekaligus salah satu transfer termahal Bayern Munich setelah Harry Kane dan Lucas Hernandez.

Luis Diaz Akan Masuk ke Tim Mana?

Bayern Munich akan dengan senang hati untuk membeli dan menampung Diaz. Apa lagi mereka sedang butuh winger kiri setelah Leroy Sane pindah ke Galatasaray dan gagal boyong nama-nama seperti Nico Williams dan Florian Wirtz. Diaz, yang udah setuju personal terms dengan kontrak €14 juta per tahun sampai 2029, jadi target utama Bayern. Selain itu, Al-Nassr dari Arab Saudi juga dikabarkan ngincar Diaz, apalagi setelah mereka gagal boyong Vinicius Jr. Barcelona sempat minat, tapi anggaran mereka mentok di €69 juta, jauh dari permintaan Liverpool. Dengan Bayern yang siap bayar €75 juta, transfer ini tinggal selangkah lagi.

Kesimpulan: Luis Diaz Akan Mencetak Rekor Penjualan Ketiga Termahal

Kepindahan Luis Diaz dari Liverpool ini menunjukan bahwa setiap ada barang yang berkualitas selalu mempunyai harga yang mahal seperti pemain Luis Diaz. Dari anak Barrancas yang merintis kariernya di Kolombia sampai bisa menjadi bintang di Premier League, perjalanan Diaz harus penuh dengan prestasi. Harga selangitnya wajar banget karena performanya yang sangat membludak dan kebutuhan finansial Liverpool, sementara Bayern Munich kemungkinan besar bakal jadi rumah barunya. Kalau transfer ini terwujud, Diaz bakal ningkatin statusnya sebagai salah satu winger top dunia, sekaligus bantu Liverpool lanjut berburu trofi. Penggemar The Reds pasti bakal merindukan aksi lincahnya, tapi dunia sepak bola nungguin babak baru karier Diaz.

BACA SELENGKAPNYA DI…

Dusan Vlagovid Dilirik Oleh AC Milan

Dusan Vlagovid Dilirik Oleh AC Milan. Bursa transfer pemain sepak bola musim panas 2025 menjadi sorotan dengan kabar bahwa AC Milan tengah mengincar penyerang Juventus, Dusan Vlahovic, untuk memperkuat lini depan mereka. Penyerang asal Serbia berusia 25 tahun ini menjadi target utama pelatih Massimiliano Allegri, yang kembali menangani Milan dan pernah melatih Vlahovic di Juventus. Dengan kontrak Vlahovic di Juventus yang akan berakhir pada 2026 dan performanya yang mulai menurun di Turin, Milan melihat peluang untuk memboyong sang pemain. Namun, transfer ini menghadapi tantangan besar, mulai dari masalah finansial hingga persaingan dengan klub lain. Artikel ini akan mengulas minat Milan terhadap Vlahovic, potensi dampaknya, dan hambatan yang harus diatasi untuk mewujudkan transfer ini.

Perjalanan Karier Vlahovic

Dusan Vlahovic memulai kariernya di Partizan Belgrade, di mana ia menjadi pemain termuda yang debut di tim senior pada usia 16 tahun. Pada 2018, ia bergabung dengan Fiorentina, di mana ia menjelma menjadi salah satu penyerang terbaik Serie A. Musim 2020/2021 menjadi puncaknya bersama Fiorentina, dengan torehan 21 gol dalam 37 pertandingan liga. Pada Januari 2022, Juventus merekrutnya dengan biaya 80 juta euro, menjadikannya salah satu transfer termahal di Italia. Di Juventus, Vlahovic mencetak 58 gol dalam 145 penampilan, tetapi musim lalu hanya menghasilkan 16 gol dengan tingkat konversi tembakan 13,5%, di bawah ekspektasi untuk seorang penyerang dengan gaji 12 juta euro per musim.

Posisi Vlahovic di Juventus mulai terguncang dengan kedatangan Jonathan David dan Randal Kolo Muani, yang lebih disukai pelatih Igor Tudor karena dinamisme mereka. Dengan kontraknya yang tersisa satu tahun, Juventus bersedia melepasnya dengan harga sekitar 25 juta euro, sebuah penurunan drastis dari biaya awalnya. Situasi ini membuka peluang bagi AC Milan untuk menggaet penyerang yang sudah terbukti di Serie A.

Visi Allegri untuk Lini Serang Milan

Massimiliano Allegri, yang kembali melatih AC Milan, ingin membangun tim yang mampu bersaing memperebutkan Scudetto dan tampil kompetitif di Liga Champions. Musim lalu, Milan hanya mencetak 67 gol di Serie A, tertinggal jauh dari Inter Milan yang mencetak 79 gol. Vlahovic, dengan kemampuan duel udara (memenangkan 64% duel udara musim lalu) dan naluri mencetak gol, dianggap sebagai pasangan ideal untuk Rafael Leao dan Christian Pulisic dalam formasi 4-3-3 atau 4-2-3-1. Allegri yakin pengalaman Vlahovic, termasuk catatan hat-trick melawan Spezia pada 2021, dapat meningkatkan daya gedor Milan.

Vlahovic juga diharapkan membawa mentalitas pemenang ke skuat Milan yang masih mengandalkan pemain muda seperti Francesco Camarda. Kemampuannya menahan bola dan menciptakan ruang untuk rekan setim akan melengkapi gaya bermain cepat Leao, menjadikan lini serang Milan lebih variatif dan sulit dihentikan.

Tantangan dan Persaingan Transfer: Dusan Vlagovid Dilirik Oleh AC Milan

Mendatangkan Vlahovic bukanlah tugas mudah bagi Milan. Gaji Vlahovic sebesar 12 juta euro per musim menjadi hambatan utama, dengan Milan hanya bersedia menawarkan 6-7 juta euro per musim. Selain itu, agen Vlahovic menuntut bonus penandatanganan antara 10-15 juta euro, yang menambah beban finansial klub. Juventus, yang ingin menghindari kehilangan Vlahovic secara gratis pada 2026, mendesak untuk menjualnya musim ini, tetapi minat dari klub seperti Manchester United dan Arsenal bisa memperumit negosiasi.

Milan juga mempertimbangkan alternatif seperti Victor Boniface dari Bayer Leverkusen, yang memiliki biaya transfer lebih rendah dan profil lebih dinamis. Direktur olahraga Milan, Igli Tare, harus menyeimbangkan anggaran klub sambil memenuhi kebutuhan Allegri. Keputusan untuk mengejar Vlahovic akan bergantung pada kemampuan Milan untuk menegosiasikan pemotongan gaji dan menyelesaikan transfer dengan biaya yang masuk akal.

Kesimpulan: Dusan Vlagovid Dilirik Oleh AC Milan

Minat AC Milan terhadap Dusan Vlahovic mencerminkan ambisi klub untuk kembali ke puncak sepak bola Italia dan Eropa di bawah asuhan Massimiliano Allegri. Dengan pengalaman dan kemampuan mencetak golnya, Vlahovic berpotensi menjadi solusi atas kelemahan lini serang Milan. Namun, tantangan seperti gaji tinggi, tuntutan bonus, dan persaingan dari klub lain membuat transfer ini penuh risiko. Jika Milan berhasil mengatasi hambatan ini, Vlahovic bisa menjadi katalis untuk membawa klub kembali bersaing memperebutkan Scudetto. Penggemar Rossoneri kini menantikan langkah konkret klub untuk mewujudkan transfer ini di bursa transfer musim panas 2025.

BACA SELENGKAPNYA DI…

Apakah Filipina Merupakan Tim Yang Bagus?

Apakah Filipina Merupakan Tim Yang Bagus? Tim nasional sepak bola Filipina, yang dijuluki The Azkals, telah menarik perhatian di kancah Asia Tenggara, terutama setelah performa mengejutkan mereka di Piala AFF 2024 dan Piala AFF U-23 2025. Meskipun sepak bola bukan olahraga utama di Filipina, di mana bola basket lebih mendominasi, perkembangan tim nasional mereka menunjukkan kemajuan signifikan. Dengan kemenangan mengejutkan atas Malaysia U-23 dan hasil kompetitif melawan tim kuat seperti Thailand, banyak yang bertanya: apakah Filipina kini layak disebut tim yang bagus? Artikel ini mengulas performa terkini Filipina, kekuatan, kelemahan, dan posisi mereka di sepak bola regional pada 2025.

Performa Terkini di Kompetisi Regional

Filipina menunjukkan peningkatan pesat dalam beberapa tahun terakhir, terutama di level Asia Tenggara. Pada Piala AFF 2024, mereka mencapai semifinal, mengalahkan Indonesia 1-0 di laga terakhir Grup B, sebuah hasil yang mengejutkan banyak pengamat. Kemenangan ini, ditambah dengan performa solid melawan Thailand di semifinal, menunjukkan bahwa Filipina mampu bersaing dengan tim-tim papan atas kawasan. Di Piala AFF U-23 2025, Filipina kembali mencuri perhatian dengan menggilas Malaysia U-23 2-0, menampilkan permainan disiplin dengan pertahanan rapat dan serangan balik yang mematikan. Pemain seperti Otu Abang Banatao menjadi sorotan karena kontribusinya yang impresif.

Meski begitu, Filipina belum konsisten. Kekalahan 0-2 dari Vietnam di Kualifikasi Piala Dunia 2026 dan hasil imbang melawan Indonesia di babak sebelumnya menunjukkan bahwa mereka masih kesulitan menghadapi tim dengan organisasi permainan yang lebih matang. Secara keseluruhan, performa mereka menunjukkan potensi, tetapi belum mencapai level dominasi seperti Vietnam atau Thailand.

Kekuatan Tim Filipina

Salah satu kekuatan utama Filipina adalah program naturalisasi yang agresif. Banyak pemain mereka, seperti Neil Etheridge, Mike Ott, dan Daisuke Sato, memiliki pengalaman bermain di liga kompetitif seperti Liga Inggris atau BRI Liga 1 Indonesia. Pada musim 2023/2024, setidaknya 13 pemain Filipina bermain di Liga 1 Indonesia, memberikan mereka pemahaman mendalam tentang gaya bermain tim Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Pemain seperti Michael Kempter dan Bjorn Martin Kristensen juga menambah kualitas di lini tengah dan depan.

Pelatih Garrath McPherson telah berhasil menyulap Filipina menjadi tim yang cerdas secara taktis. Dalam laga melawan Malaysia U-23, mereka menerapkan strategi pertahanan rendah yang solid, diikuti dengan serangan balik cepat yang hanya membutuhkan tiga hingga empat sentuhan untuk menghasilkan gol. Pendekatan ini terbukti efektif melawan tim yang mengandalkan penguasaan bola, seperti Malaysia. Selain itu, kehadiran pemain muda seperti Javier Mariona dan Dov Carino di level U-23 menunjukkan bahwa Filipina memiliki kedalaman skuad yang menjanjikan untuk masa depan.

Kelemahan dan Tantangan: Apakah Filipina Merupakan Tim Yang Bagus?

Meski menunjukkan kemajuan, Filipina masih memiliki kelemahan yang signifikan. Sepak bola bukan olahraga utama di negara mereka, sehingga infrastruktur dan pengembangan pemain muda tertinggal dibandingkan negara seperti Indonesia atau Vietnam. Stadion utama mereka, Rizal Memorial Stadium, hanya berkapasitas 12.000 penonton dan sering dikritik karena kondisinya yang kurang memadai. Meskipun Stadion Olahraga Filipina di Bocaue memiliki kapasitas lebih besar, rendahnya jumlah penonton mencerminkan kurangnya antusiasme publik terhadap sepak bola dibandingkan bola basket.

Secara teknis, Filipina masih kesulitan dalam penyelesaian akhir. Dalam beberapa laga, seperti melawan Vietnam, mereka gagal memanfaatkan peluang meski mampu menciptakan ruang. Selain itu, ketergantungan pada pemain naturalisasi membuat mereka rentan jika pemain kunci seperti Etheridge atau Ott absen. Di level internasional, Filipina belum pernah lolos ke Piala Dunia FIFA dan hanya sekali tampil di Piala Asia AFC (2019), menunjukkan bahwa mereka masih jauh dari level elite Asia.

Posisi di Kancah Regional dan Global: Apakah Filipina Merupakan Tim Yang Bagus?

Di Asia Tenggara, Filipina kini berada di posisi yang lebih kompetitif dibandingkan satu dekade lalu. Mereka mampu menyaingi tim seperti Malaysia dan Indonesia, tetapi masih berada di bawah Vietnam dan Thailand dalam hal konsistensi dan prestasi. Peringkat FIFA mereka, yang berada di sekitar 140-an pada 2025, mencerminkan posisi mereka sebagai tim menengah di kawasan. Keberhasilan mencapai semifinal Piala AFF 2024 dan performa solid di Piala AFF U-23 2025 menunjukkan bahwa mereka bukan lagi tim yang mudah dikalahkan, tetapi belum bisa disebut sebagai tim papan atas.

Penutup: Apakah Filipina Merupakan Tim Yang Bagus?

Apakah Filipina merupakan tim sepak bola yang bagus pada 2025? Jawabannya bergantung pada konteks. Di level Asia Tenggara, Filipina telah menunjukkan kemajuan signifikan, dengan kemenangan mengejutkan atas tim seperti Indonesia dan Malaysia. Strategi cerdas, pemain naturalisasi berpengalaman, dan talenta muda menjadi kekuatan mereka. Namun, keterbatasan infrastruktur, kurangnya antusiasme publik, dan inkonsistensi dalam penyelesaian akhir membuat mereka belum bisa disebut tim elite. Bagi Timnas Indonesia U-23, yang akan menghadapi Filipina pada 18 Juli 2025 di Piala AFF U-23, laga ini akan menjadi ujian nyata. Filipina bukan tim yang tak bisa dikalahkan, tetapi mereka cukup bagus untuk memberikan kejutan jika diremehkan. Dengan perkembangan yang tepat, Filipina berpotensi menjadi kekuatan baru di sepak bola Asia Tenggara dalam beberapa tahun ke depan.

BACA SELENGKAPNYA DI…

PSSI Targetin Duet Mematikan Timnas U-23 Lawan Brunei

PSSI Targetin Duet Mematikan Timnas U-23 Lawan Brunei. Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) menargetkan performa gemilang dari Timnas Indonesia U-23 dalam laga melawan Brunei Darussalam di Piala AFF U-23 2025, yang akan digelar di Stadion Manahan, Solo. Dengan fokus pada duet mematikan Jens Raven dan Rafael Struick di lini depan, PSSI optimistis Garuda Muda dapat mengulang kemenangan besar seperti di edisi sebelumnya, ketika Indonesia menang 8-0 atas Brunei. Di bawah asuhan pelatih Gerald Vanenburg, tim ini dipersiapkan untuk menunjukkan dominasi di fase grup sebagai langkah awal menuju gelar juara. TC di Bali, yang dimulai pada 7 Juli 2025, menjadi momen krusial untuk memoles chemistry duet Raven-Struick. Artikel ini akan mengulas strategi PSSI, potensi duet penyerang, dan harapan untuk laga kontra Brunei.

Duet Jens Raven dan Rafael Struick

Jens Raven dan Rafael Struick menjadi tumpuan utama PSSI untuk menciptakan lini serang yang mematikan. Jens Raven, penyerang Bali United berusia 19 tahun, tampil luar biasa di Piala AFF U-23 sebelumnya dengan mencetak enam gol melawan Brunei. Sementara itu, Rafael Struick, yang kini memperkuat Dewa United, membawa pengalaman internasional dengan dua gol di Piala Asia U-23 2024. Kombinasi kecepatan, insting mencetak gol, dan kemampuan duel udara Raven dengan mobilitas dan kreativitas Struick diharapkan menjadi kunci untuk membongkar pertahanan Brunei. “Kami ingin Jens dan Rafael menjadi duet yang sulit dihentikan, seperti yang ditunjukkan di latihan,” ujar Gerald Vanenburg dalam wawancara dengan media resmi PSSI. Kedua pemain ini juga diuntungkan oleh pengalaman bermain bersama di Timnas Indonesia senior, yang memperkuat chemistry mereka di lapangan.

Strategi PSSI dan Pemusatan Latihan

PSSI, di bawah kepemimpinan Erick Thohir, telah merancang persiapan matang untuk Timnas U-23 menjelang Piala AFF U-23 2025. TC di Bali United Training Center, yang dimulai pada 7 Juli, berfokus pada peningkatan fisik, taktik, dan kerja sama tim. Gerald Vanenburg, dengan pengalaman melatih di Belanda, menerapan formasi 4-4-2 yang memungkinkan Raven dan Struick bermain sebagai dua penyerang utama, didukung oleh gelandang kreatif seperti Marselino Ferdinan dan Arkhan Fikri. Selain latihan intensif, PSSI juga menjadwalkan uji coba tertutup melawan Bali United U-20 untuk mengasah kemampuan duet ini. Menurut laporan resmi, Raven dan Struick telah menunjukkan koordinasi apik dalam sesi simulasi serangan, dengan Raven sebagai target man dan Struick sebagai second striker yang sering bergerak di sisi sayap.

Tantangan Melawan Brunei: PSSI Targetin Duet Mematikan Timnas U-23 Lawan Brunei

Meski Brunei dianggap sebagai lawan yang lebih lemah, Timnas U-23 tidak boleh lengah. Brunei Darussalam, yang dilatih oleh Aminuddin Jumat, menunjukkan peningkatan di level usia muda dengan mengandalkan pemain seperti Nazirrudin Ismail dan Syafiq Hilmi. Namun, pertahanan mereka sering kali rapuh, seperti terlihat pada kekalahan telak di edisi sebelumnya. Tantangan utama bagi Indonesia adalah menjaga konsistensi dan menghindari cedera, terutama setelah insiden seperti yang dialami Ole Romeny di Piala Presiden 2025. Gerald Vanenburg menekankan pentingnya menjaga intensitas sejak menit awal untuk mengamankan tiga poin di laga pembuka fase grup. Kemenangan besar atas Brunei juga akan menjadi modal psikologis sebelum menghadapi lawan yang lebih kuat seperti Thailand atau Vietnam di babak selanjutnya.

Harapan untuk Piala AFF U-23: PSSI Targetin Duet Mematikan Timnas U-23 Lawan Brunei

PSSI menargetkan gelar juara Piala AFF U-23 2025 sebagai bagian dari roadmap membangun timnas yang kompetitif menuju SEA Games 2025 dan Kualifikasi Piala Asia U-23 2026. Keberhasilan duet Raven-Struick diharapkan menjadi fondasi untuk performa tim secara keseluruhan. Dengan dukungan pemain seperti Pratama Arhan di lini belakang dan Stefano Lilipaly sebagai pengatur serangan, Garuda Muda memiliki komposisi yang seimbang. Suporter Indonesia, yang memadati Stadion Manahan, diharapkan memberikan energi tambahan untuk mendorong tim meraih kemenangan telak. “Kami ingin memulai turnamen dengan ledakan, dan duet Jens-Rafael adalah kunci untuk itu,” kata Erick Thohir, menegaskan ambisi besar PSSI. Keberhasilan di laga melawan Brunei juga akan memperkuat posisi Indonesia sebagai unggulan di turnamen ini.

Penutup: PSSI Targetin Duet Mematikan Timnas U-23 Lawan Brunei

PSSI menempatkan harapan besar pada duet Jens Raven dan Rafael Struick untuk menjadi senjata mematikan Timnas U-23 melawan Brunei di Piala AFF U-23 2025. Dengan persiapan matang di TC Bali, strategi pelatih Gerald Vanenburg, dan dukungan penuh dari suporter, Garuda Muda siap mengulang dominasi mereka atas Brunei. Laga ini bukan hanya tentang tiga poin, tetapi juga tentang membuktikan bahwa Indonesia memiliki talenta muda yang mampu bersaing di level Asia Tenggara. Mari kita dukung perjuangan Jens, Rafael, dan seluruh skuad Timnas U-23 untuk mengukir prestasi dan membawa kebanggaan bagi sepak bola Indonesia!

BACA SELENGKAPNYA DI…