Real Madrid Telah Alami Kekalahan 2x Beruntun

real-madrid-telah-alami-kekalahan-2x-beruntun

Real Madrid Telah Alami Kekalahan 2x Beruntun. Real Madrid kembali tersandung parah dengan dua kekalahan beruntun di markas sendiri, Santiago Bernabeu, yang bikin suasana di klub makin tegang. Pertama, pada Minggu, 7 Desember 2025, mereka kalah 0-2 dari Celta Vigo di La Liga, diikuti Rabu malam, 10 Desember, tersingkir dramatis 1-2 lawan Manchester City di fase liga Liga Champions. Dua hasil buruk ini jadi pukulan telak bagi pelatih Xabi Alonso, yang baru ambil alih musim panas lalu, dan tingkatkan tekanan dari presiden Florentino Perez. Suporter yang memenuhi stadion terdengar peluit kekecewaan di akhir laga kedua, sementara skuad tampak kehilangan arah. Kekalahan ini bukan cuma soal poin, tapi juga ancam posisi Madrid di puncak klasemen La Liga dan Eropa, di mana mereka kini tertinggal empat poin dari Barcelona dan terperosok ke peringkat lima di grup Champions. TIPS MASAK

Jalannya Laga Lawan Celta Vigo: Real Madrid Telah Alami Kekalahan 2x Beruntun

Laga kontra Celta Vigo berlangsung seperti mimpi buruk bagi tuan rumah. Madrid sempat dominasi babak pertama dengan penguasaan bola 65 persen, tapi gagal ciptakan peluang berbahaya—hanya dua tembakan tepat sasaran. Celta, yang datang dengan form sedang, main pragmatis dan manfaatkan celah pertahanan. Gol pertama datang di menit ke-48 lewat tendangan tumit brilian Williot Swedberg, memanfaatkan umpan silang dari sayap. Madrid langsung panik, dan situasi memburuk saat bek Fran García dikartu merah di menit ke-64 karena pelanggaran tak perlu di tengah lapangan. Tak lama, Álvaro Carreras menyusul di injury time babak kedua dengan dua kartu kuning beruntun, bikin tim main sembilan orang selama 25 menit terakhir. Swedberg cetak gol keduanya di menit ke-90+3, selesaikan pesta 0-2. Madrid nyaris tak punya serangan balik efektif, sementara Celta unggul 12-5 dalam tembakan. Kekalahan ini jadi yang pertama di Bernabeu musim ini setelah delapan laga tak terkalahkan, dan tingkatkan kekhawatiran soal disiplin skuad.

Drama Sengit Melawan Manchester City: Real Madrid Telah Alami Kekalahan 2x Beruntun

Belum pulih dari kejutan Celta, Madrid langsung hadapi ujian berat saat jamu Manchester City di Liga Champions. Pertandingan dimulai intens, dengan Madrid unggul lebih dulu lewat gol Rodrygo di menit ke-59—tendangan keras dari assist Jude Bellingham yang loloskan dia melewati Gianluigi Donnarumma. Tapi City bangkit cepat. Nico O’Reilly samakan skor di menit ke-68 dari skema bola mati, saat lini belakang Madrid gagal marking di kotak penalti. Babak akhir makin sulit, dengan Erling Haaland cetak gol kemenangan di menit ke-82 lewat penalti setelah pelanggaran Antonio Rüdiger. Madrid dorong serangan habis-habisan, tapi tembakan Kylian Mbappé dan Vinícius Júnior membentur tiang gawang. City lebih efisien, kuasai bola 58 persen dan ciptakan 14 peluang. Kekalahan ini bikin Madrid tertinggal tiga poin dari City di grup, dan posisi runner-up mereka jadi rapuh—kalah lagi bisa picu degradasi ke playoff. Alonso akui tim kehilangan fokus di momen krusial, sementara Pep Guardiola puji ketangguhan pasukannya.

Masalah Internal dan Cedera yang Menumpuk

Dua kekalahan ini ungkap luka dalam di kubu Madrid. Di laga Celta, cedera Éder Militão di babak pertama tambah perburuk situasi, paksa rotasi darurat di lini belakang. Rüdiger dan Carreras, yang sering jadi andalan, tampil ceroboh—Rüdiger ulangi kesalahan penalti seperti di laga sebelumnya, sementara Carreras dapat kartu ganda karena frustrasi. Alonso, yang baru gantikan Carlo Ancelotti, kritik kepemimpinan di lapangan: “Pemain terlihat kalah sebelum laga usai.” Mbappé, meski beri assist di City, terlihat frustrasi karena lini depan gagal konversi—hanya satu gol dari 22 tembakan di dua laga. Pemain cadangan seperti Rodrygo dan Endrick duduk termenung, sementara suporter nyanyi dukungan campur kekecewaan. Analis sebut ini soal mental, bukan talenta—skuad punya bintang top di setiap posisi, tapi gagal gelar sebagai tim solid. Cedera menumpuk, termasuk Militão dan mungkin Bellingham ringan, tambah beban rotasi di jadwal padat.

Dampak pada Posisi Liga dan Eropa

Hasil buruk ini punya efek domino besar. Di La Liga, Madrid kini di posisi ketiga dengan 32 poin, tertinggal dari Barca dan Atletico setelah kekalahan Celta. Itu bikin mereka kehilangan momentum usai menang 3-0 di Bilbao pekan lalu. Di Liga Champions, posisi runner-up masih aman tapi rentan—kalah lagi bisa tambah dua laga playoff. Jadwal Copa del Rey lawan tim kecil akhir pekan ini jadi peluang perbaikan, tapi tekanan naik. Alonso rencanakan perubahan skuad, mungkin istirahatkan bintang untuk pulihkan kebugaran. Pengamat bilang ini saatnya Madrid tunjukkan karakter juara, mengingat sejarah comeback di musim sulit. Perez disebut pertimbangkan caretaker jika hasil buruk lanjut, tapi dukungan internal masih ada. Laga lawan Benfica Januari nanti bakal jadi ujian emosional.

Kesimpulan

Dua kekalahan beruntun di Bernabeu jadi alarm merah bagi Real Madrid, tapi juga peluang bangkit dari keterpurukan. Dengan skuad berbakat seperti Mbappé dan Vinícius, plus pengalaman Alonso, tim ini punya alat untuk balikkan keadaan. Dua laga ini tunjukkan celah di pertahanan dan mental, tapi sepak bola elit penuh liku belok. Suporter tetap setia, dan Madrid historisnya tak pernah menyerah. Musim panjang, dan poin-poin berikutnya lawan Alaves bisa jadi titik balik. Yang pasti, Los Blancos butuh kemenangan cepat untuk redakan badai ini dan kejar gelar yang mereka incar.

BACA SELENGKAPNYA DI…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *