Sepak Bola dan Iklim, Apakah Industri Ini Ramah Lingkungan?

Sepak Bola dan Iklim, Apakah Industri Ini Ramah Lingkungan?

Sepak Bola dan Iklim, Apakah Industri Ini Ramah Lingkungan?. Sepak bola adalah olahraga paling populer di dunia, dengan miliaran penggemar dari seluruh dunia. Namun, di tengah sorotan terhadap perubahan iklim, pertanyaan penting muncul adalah seberapa ramah lingkungan industri sepak bola? Dari konsumsi energi stadion, limbah plastik, hingga emisi karbon dari perjalanan tim dan suporter, sepak bola memiliki dampak lingkungan signifikan. Namun, ada juga upaya dari klub, pemain, dan organisasi untuk menjadikan olahraga ini lebih berkelanjutan.

Dampak Lingkungan Industri Sepak Bola

Emisi Karbon dari Perjalanan

Liga-liga top Eropa seperti Premier League, La Liga, Bundesliga dan Serie A mengadakan beberapa pertandingan yang mengharuskan tim melakukan perjalanan domestik dan internasional. Belum lagi turnamen seperti Piala Dunia dan juga Liga Champions, yang melibatkan penerbangan lintas benua.

Menurut sebuah penelitian, sebuah klub Premier League dapat menghasilkan lebih dari 3.000 ton CO₂ per musim hanya dari perjalanan udara. Bahkan, Piala Dunia 2022 yang diselenggrakan di Qatar dikritik karena emisi karbonnya yang besar akibat pembangunan stadion dan transportasi massal.

Konsumsi Energi Stadion

Stadion modern tentunya akan membutuhkan listrik dalam jumlah besar untuk pencahayaan, layar LED, pendingin ruangan, dan fasilitas lainnya. Beberapa stadion menggunakan generator diesel yang menghasilkan polusi tinggi. Contohnya, Stadion Maracanã (Brasil) dan Stadion Wembley (Inggris) memerlukan daya listrik setara dengan ratusan rumah untuk satu pertandingan sepaka bola saja.

Limbah Plastik dan Sampah

Setiap pertandingan besar yang berlangsung akan menghasilkan tonase sampah dari botol plastik, kemasan makanan, dan merchandise. Misalnya, Piala Dunia 2014 di Brasil yang menghasilkan lebih dari 1.500 ton sampah, namun sebagian besar berakhir di tempat pembuangan akhir atau laut.

Pembangunan Stadion Baru

Pembangunan stadion baru yang sering melibatkan penggundulan hutan, penggunaan beton (penyumbang besar emisi CO₂), dan eksploitasi sumber daya alam. Piala Dunia 2022 di Qatar ini juga menuai kritik karena pembangunan stadion yang mengorbankan lingkungan dan hak pekerja migran.

Upaya Sepak Bola dan Iklim Untuk Menjadi Industri Yang Ramah Lingkungan

Meski memiliki dampak negatif, industri sepak bola mengambil langkah untuk mengurangi karbon.

Stadion Berkelanjutan

Beberapa klub beralih ke energi terbarukan:

  • Forest Green Rovers (Inggris) – Klub pertama yang bersertifikat vegan dan netral karbon, menggunakan panel surya dan rumput organik.
  • Allianz Arena (Jerman) – Memakai sistem energi surya dan daur ulang air hujan.
  • Mercedes-Benz Stadium (AS) – Memiliki sertifikasi LEED berkat desain hemat energi.

Transportasi Ramah Lingkuran

Beberapa klub mulai mengurangi ketergantungan pada penerbangan dengan:

  • Menggunakan bus listrik untuk perjalanan jarak dekat.
  • Mengimbangi emisi karbon dengan menanam pohon atau investasi energi bersih.
  • Liverpool FC dan Tottenham Hotspur termasuk yang aktif dalam program offset karbon.

Pengurangan Sampah Plastik

  • Arsenal dan Chelsea menghapus sedotan plastik di stadion.
  • Bayern Munich memperkenalkan gelas daur ulang untuk minuman.
  • Euro 2024 di Jerman menargetkan pengurangan limbah dengan sistem deposit botol.

Kesadaran Pemain dan Suporter

Banyak pemain yang vokal tentang isu lingkungan:

  • Héctor Bellerín (Arsenal) – Investasi di tim sepak bola ramah lingkungan dan kampanye veganisme.
  • Olivier Giroud – Mendukung gerakan daur ulang dan energi bersih.
  • Federasi Sepak Bola Norwegia – Menuntut sponsor (seperti perusahaan minyak) yang lebih bertanggung jawab.

Tantangan dan Kritik

Meski ada kemajuan, industri sepak bola masih menghadapi kritik:

  • Greenwashing – Beberapa klub hanya melakukan aksi simbolis tanpa perubahan nyata.
  • Sponsor Tidak Ramah Lingkuran – Banyak klub masih bermitra dengan perusahaan minyak, maskapai penerbangan, dan industri polutif lainnya.
  • Turnamen di Negara Tidak Berkelanjutan – Piala Dunia 2022 di Qatar dan rencana Piala Dunia 2030 di tiga benua (Spanyol, Argentina) menuai protes karena dampak lingkungannya.

BACA SELENGKAPNYA DI…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *