Ungkapan Tidak Suka Bruno Fernandes Atas Taktik Amorim

ungkapan-tidak-suka-bruno-fernandes-atas-taktik-amorim

Ungkapan Tidak Suka Bruno Fernandes Atas Taktik Amorim. Kekalahan telak 0-3 Manchester United dari Manchester City pada 14 September 2025 di Etihad Stadium kembali menyoroti performa tim di bawah asuhan Ruben Amorim. Di tengah sorotan, kapten United, Bruno Fernandes, mengeluarkan pernyataan yang mengindikasikan ketidakpuasannya terhadap taktik yang diterapkan Amorim. Ungkapan ini memicu diskusi hangat di kalangan penggemar dan analis, terutama karena Fernandes dikenal sebagai jantung tim. Apa yang membuat Fernandes tidak nyaman dengan pendekatan taktis pelatih barunya? Artikel ini akan mengulas profil Fernandes, taktik Amorim, dan pernyataan sang kapten terkait strategi tersebut. BERITA BOLA

Mengenal Pemain Sepak Bola Bruno Fernandes
Bruno Fernandes, lahir pada 8 September 1994 di Maia, Portugal, adalah gelandang serang yang telah menjadi tulang punggung Manchester United sejak bergabung dari Sporting CP pada Januari 2020. Dengan biaya transfer sekitar 55 juta euro, Fernandes langsung mencuri perhatian dengan visi permainan, kreativitas, dan kemampuan mencetak gol. Hingga September 2025, ia telah mencatatkan lebih dari 95 gol dan 70 assist dalam 277 penampilan untuk United di semua kompetisi. Sebagai kapten tim sejak 2023, Fernandes dikenal dengan kepemimpinannya di lapangan, meski kadang dikritik karena emosi yang meledak-ledak.

Musim 2024/2025 menjadi salah satu yang terbaik bagi Fernandes, dengan 15 gol dan 12 assist di Premier League, termasuk hattrick krusial di Liga Europa melawan Real Sociedad. Namun, performa tim yang inkonsisten di musim 2025/2026, termasuk kekalahan di Derby Manchester, membuat perannya sebagai playmaker utama diuji, terutama dengan perubahan taktik di bawah Ruben Amorim.

Taktik Apa yang Dimainkan Oleh Ruben Amorim
Ruben Amorim, yang mengambil alih Manchester United pada November 2024, membawa pendekatan taktis yang berbeda dari pendahulunya, Erik ten Hag. Amorim dikenal dengan formasi 3-4-2-1, yang mengutamakan soliditas pertahanan dengan tiga bek tengah, fleksibilitas di lini tengah, dan dua gelandang serang di belakang penyerang tunggal. Taktik ini sukses di Sporting CP, di mana ia memenangkan dua gelar liga dengan gaya permainan pressing tinggi dan transisi cepat.

Di United, Amorim mencoba menerapkan pendekatan serupa, dengan fokus pada penguasaan bola yang terorganisasi dan pressing agresif. Namun, formasi ini sering berubah dalam pertandingan, menjadi 5-4-1 saat bertahan atau 3-4-3 saat menyerang, tergantung situasi. Pemain seperti Bruno Fernandes ditarik lebih ke belakang untuk membantu membangun serangan, sementara bek sayap seperti Luke Shaw diminta lebih aktif mendukung serangan. Meski taktik ini membuat United lebih kompak di beberapa laga, seperti kemenangan 3-2 atas Burnley, implementasinya masih belum mulus, terutama saat menghadapi tim kuat seperti Manchester City.

Apa Ungkapan Bruno Fernandes Atas Taktik Ruben Amorim Tersebut
Setelah kekalahan 0-3 dari Manchester City, Bruno Fernandes secara terbuka mengungkapkan ketidakpuasannya terhadap taktik Amorim. Ia menyebutkan bahwa formasi yang fleksibel—kadang dengan lima bek, kadang empat atau tiga—membuat tim kesulitan menemukan ritme. “Kami bermain dengan lima bek, atau terkadang empat atau tiga, terserah apa namanya. Kami butuh pemain yang sangat agresif saat ditekan. Kami perlu memanfaatkan momen untuk melompat ke depan, kalau tidak, gelandang seperti saya akan kelebihan beban,” ujar Fernandes.

Pernyataan ini menunjukkan bahwa Fernandes merasa posisinya sebagai gelandang serang tidak dimanfaatkan secara maksimal. Dalam taktik Amorim, ia sering ditarik lebih dalam, yang membatasi kebebasannya untuk membantu serangan. Fernandes juga menyoroti kurangnya agresivitas dari lini belakang United, yang membuat lini tengah kewalahan menghadapi pressing lawan seperti Rodri dan Tijjani Reijnders dari City. Meski tidak secara langsung menyalahkan Amorim, Fernandes mengisyaratkan bahwa taktik tersebut belum cocok dengan gaya bermain tim, terutama saat menghadapi lawan yang dominan.

Kesimpulan: Ungkapan Tidak Suka Bruno Fernandes Atas Taktik Amorim
Ungkapan ketidakpuasan Bruno Fernandes terhadap taktik Ruben Amorim mencerminkan tantangan adaptasi Manchester United di bawah pelatih baru. Fernandes, sebagai kapten dan playmaker kunci, merasa perannya dibatasi oleh formasi 3-4-2-1 yang menuntutnya bermain lebih dalam. Meski Amorim membawa pendekatan taktis yang terbukti sukses di Sporting CP, implementasinya di United masih menemui kendala, terutama saat melawan tim sekelas Manchester City. Untuk maju, Amorim perlu menemukan keseimbangan antara filosofinya dan memaksimalkan potensi pemain seperti Fernandes. Bagi United, komunikasi terbuka antara pelatih dan kapten akan krusial untuk menyatukan visi dan mengembalikan Setan Merah ke jalur kemenangan.

 

BACA SELENGKAPNYA DI…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *